Sampang – Gelombang unjuk rasa di Kabupaten Sampang, Madura, Selasa (28/10/2025), memuncak dengan kericuhan antara warga dan aparat kepolisian di depan Gedung DPRD setempat. Massa yang menuntut pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) 2026 sempat memaksa masuk ke area gedung, sehingga polisi harus menembakkan gas air mata untuk mengendalikan situasi.
Sejak siang, ribuan warga berbondong-bondong menuju pusat kota sambil membawa poster bertuliskan desakan agar Pilkades segera dilaksanakan. Mereka menilai pemerintahan desa di 143 desa di Sampang yang kini masih dijabat Penjabat (Pj) Kepala Desa sejak 2021 tidak membawa perubahan berarti bagi masyarakat.
“Kami meminta agar Pilkades digelar tahun 2026 dan DPR menyiapkan anggarannya dalam APBD. Kami sudah terlalu lama menunggu,” ujar Mausul, koordinator aksi, di sela demonstrasi.
Ketegangan meningkat ketika aparat menghalangi langkah demonstran yang hendak masuk ke halaman DPRD. Massa yang tak puas mulai melempari batu dan botol ke arah polisi. Tiga kali tembakan gas air mata pertama tidak membuat massa mundur, hingga akhirnya polisi melepaskan tambahan lima kali tembakan untuk membubarkan kerumunan yang semakin brutal.
Bentrok tak terhindarkan. Massa sempat merusak sejumlah fasilitas umum di kawasan Alun-Alun Trunojoyo, termasuk taman dan pagar pembatas. Berdasarkan informasi yang dihimpun, empat polisi dan tiga pendemo mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Meski aparat berhasil memukul mundur sebagian massa, ratusan warga masih bertahan hingga sore hari. Mereka terus berorasi menuntut kepastian jadwal pelaksanaan Pilkades. Sekitar pukul 16.40 WIB, Wakil Bupati Sampang, RKH Ahmad Mahfud, turun langsung menemui massa bersama Kapolres dan Dandim untuk menenangkan situasi.
“Saya yakin kehadiran saudara-saudara di sini demi kebaikan Sampang. Kami akan berupaya maksimal mengawal tuntutan ini agar mendapatkan hasil terbaik untuk masyarakat,” kata Mahfud di hadapan pendemo.
Setelah pertemuan itu, massa akhirnya membubarkan diri sekitar pukul 17.00 WIB dengan pengawalan ketat dari aparat. Situasi di sekitar Alun-Alun Trunojoyo kini berangsur kondusif, namun sejumlah petugas masih berjaga untuk mengantisipasi aksi lanjutan.
