Jakarta – Tokoh pers nasional Atmakusumah Astraatmadja meninggal dunia pada Kamis (2/1/2025) pukul 13.05 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat. Jurnalis senior ini wafat pada usia 86 tahun setelah menjalani perawatan intensif.
Jenazahnya dimakamkan di TPU Kebon Nanas, Jakarta Timur, Jumat (3/1/2025), setelah disemayamkan di rumah duka. Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid turut hadir dalam prosesi pemakaman dan menyampaikan penghormatan terakhir.
“Atmakusumah Astraatmadja adalah figur yang memiliki dedikasi tinggi terhadap kebebasan pers, etika jurnalistik, dan pengembangan kualitas wartawan di Indonesia. Beliau tidak hanya seorang jurnalis senior, tetapi juga mentor bagi banyak generasi jurnalis,” ujar Meutya di Jakarta.
Atmakusumah pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pers periode 2000–2003, masa di mana independensi pers menjadi tonggak utama dalam reformasi. Ia memainkan peran penting dalam menjaga kebebasan pers dan mendorong profesionalisme jurnalis.
“Atmakusumah merupakan salah satu pemimpin visioner yang memperjuangkan kebebasan berekspresi dengan tanggung jawab sosial. Warisannya harus terus dijaga,” tambah Meutya.
Sebagai seorang jurnalis, Atmakusumah memulai kariernya di harian Indonesia Raya pada 1950-an. Ia kembali bergabung sebagai redaktur pelaksana ketika surat kabar tersebut terbit lagi pada 1968 hingga dibredel pada 1974. Selain itu, ia pernah menjadi koresponden Kantor Berita Antara dan Direktur Eksekutif Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS).
Hingga akhir hayatnya, Atmakusumah terus aktif mengedukasi jurnalis melalui LPDS dan menulis tentang isu jurnalistik di kanal Atma Menjawab.
Ia juga meraih penghargaan bergengsi, termasuk Ramon Magsaysay Award pada 2000 untuk kategori Jurnalisme, Sastra, dan Seni Komunikasi Kreatif, serta berbagai penghargaan dari komunitas pers Indonesia.
“Di tengah tantangan era digital, nilai-nilai yang diperjuangkan Atmakusumah, seperti etika dan integritas, sangat relevan. Semoga semangatnya terus menginspirasi kita semua,” tutup Meutya.
Kepergian Atmakusumah menjadi kehilangan besar bagi dunia jurnalistik, tetapi semangatnya akan terus hidup melalui karya dan dedikasinya terhadap kebebasan pers.
