Washington DC – CEO Meta, Mark Zuckerberg, secara terbuka mengakui bahwa masa kejayaan Facebook dan Instagram telah berlalu, dalam sidang gugatan monopoli yang diajukan Federal Trade Commission (FTC) di Amerika Serikat. Ia menyatakan bahwa dinamika media sosial kini tidak lagi berpusat pada koneksi pribadi, melainkan pada penemuan konten yang dikurasi oleh kreator.
“Media sosial telah berubah. Kini, pengguna lebih banyak berbagi konten dari kreator ketimbang dari teman atau keluarga,” kata Zuckerberg dalam kesaksiannya pada Selasa (13/5/2025), dikutip dari Arstechnica.
Meta saat ini tengah menghadapi gugatan dari FTC yang menuding perusahaan induk Facebook dan Instagram itu melakukan praktik monopoli melalui akuisisi terhadap pesaing. Namun, Zuckerberg membantah dan menegaskan bahwa TikTok telah menjadi ancaman utama sejak 2018, menggantikan posisi dominan Meta di pasar.
Ia menyebut TikTok sebagai “prioritas utama” dan “ancaman yang sangat mendesak.” Zuckerberg bahkan menyatakan bahwa Meta harus meniru strategi TikTok, dengan menambahkan fitur Reels dan TikTok Shop di platform mereka untuk tetap bersaing.
Mantan COO Meta, Sheryl Sandberg, menambahkan bahwa tren penggunaan media sosial untuk berbagi kehidupan pribadi terus menurun, dan jika Meta tetap berfokus di ranah itu, mereka akan menghadapi tantangan serius dari sisi keuangan.
Zuckerberg menjelaskan bahwa Meta kini menggandakan konten yang disarankan oleh algoritma di feed pengguna, serta mengubah tampilan visual Instagram agar lebih menyerupai TikTok. Meski menuai kontroversi, langkah ini dianggap perlu agar Meta tetap relevan di era dominasi konten video pendek.
Dalam sidang, Zuckerberg juga menolak klaim FTC bahwa TikTok bukan pesaing langsung karena tidak dirancang untuk koneksi sosial. Ia mencoba memperluas definisi media sosial, menyatakan bahwa interaksi lewat pesan konten video juga merupakan bentuk jejaring sosial masa kini.
Namun, analis hukum seperti Kenneth Dintzer menilai argumen Meta itu tidak sepenuhnya kuat. “Berbagi konten lewat pesan pribadi memang sosial, tetapi bukan pengganti interaksi publik yang menjadi ciri khas awal media sosial,” jelasnya.
Dengan pengakuan ini, Meta berusaha meyakinkan hakim bahwa definisi pasar yang digunakan FTC sudah tidak relevan. Jika berhasil, maka peluang Meta untuk lepas dari tudingan monopoli bisa terbuka lebar, meski harus merelakan warisan dominasi Facebook dan Instagram sebagai jejaring sosial tradisional.
