Tasikmalaya – Ustazah Lina Marlina, pengasuh Pesantren Pramuka Pramuka Khalifa, menyampaikan ceramah tentang pentingnya menjaga kebersihan hati bagi generasi muda. Menurutnya, memiliki qalbu yang bersih, atau qalbun salim, sangat krusial bagi Gen Z untuk menghadapi berbagai tantangan di era modern ini.
Lina menjelaskan konsep qalbu dalam Islam, yang terdiri dari tiga jenis: qalbun mayyit (hati yang mati), qalbun marid (hati yang sakit), dan qalbun salim (hati yang bersih).
“Qalbun salim adalah hati yang harus dimiliki oleh setiap muslim yang ingin bertemu dengan Allah dalam keadaan suci,” kata Lina dalam ceramahnya saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di SMPN 1 Cisayong pada Sabtu (28/9/2024).
Tentang Tiga Jenis Qalbu
Ustazah Lina memaparkan lebih dalam tentang masing-masing jenis qalbu. Qalbun mayyit, jelasnya, adalah hati yang mati, di mana seseorang tidak pernah melaksanakan ibadah dan kerap melakukan maksiat tanpa rasa bersalah.
“Ini adalah kondisi hati yang paling berbahaya, karena tidak ada lagi rasa penyesalan atau dorongan untuk memperbaiki diri,” katanya.
Sementara itu, qalbun marid merupakan hati yang sakit, di mana seseorang tetap menjalankan ibadah seperti salat dan puasa, namun masih terjebak dalam perbuatan maksiat. Lina menyebut ini sebagai hati yang penuh kontradiksi.
“Mereka tahu apa yang benar, tapi sulit untuk meninggalkan yang salah,” ungkapnya.
Di sisi lain, qalbun salim adalah hati yang bersih, terbebas dari iri, dengki, dan dendam. Menurut Lina, qalbu inilah yang harus dikejar oleh generasi muda, terutama dalam era yang penuh dengan godaan dan pengaruh negatif.
“Orang yang hatinya bersih dari iri, dengki, dan dendam akan mendapatkan keberkahan dalam hidupnya dan ilmunya akan bermanfaat,” tambah Lina.
Relevansi Qalbun Salim untuk Gen Z
Lina menekankan bahwa generasi muda saat ini, khususnya Gen Z, menghadapi banyak tantangan, mulai dari pengaruh teknologi hingga tekanan sosial. Dalam situasi seperti ini, qalbun salim atau hati yang bersih menjadi kunci agar mereka bisa tetap teguh dalam nilai-nilai Islam dan menjauhkan diri dari pengaruh negatif.
Ceramah tersebut menginspirasi para siswa SMPN 1 Cisayong yang hadir untuk lebih introspektif dan berusaha memperbaiki hati mereka. Acara peringatan ini ditutup dengan doa bersama, diiringi harapan agar generasi muda dapat terus memperkuat karakter positif melalui kebersihan hati.
Sebelum tausiah dimulai, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Evis Santika S. Pd., menegaskan bahwa peringatan Maulid Nabi menjadi momen penting bagi siswa untuk merenung dan memperbaiki diri.
“Di era Gen Z, kepatuhan dan kedisiplinan masih menjadi tantangan besar yang perlu diperhatikan,” ungkap Evis dalam sambutannya.
Ia menambahkan bahwa dalam kesibukan dunia modern, generasi muda perlu belajar untuk menyeimbangkan antara tuntutan teknologi dengan spiritualitas.
