Jakarta – Hamdan ATT, penyanyi dangdut legendaris yang namanya melambung di era 1980-an, berpulang ke rahmatullah pada Selasa (1/7/2025) sekitar pukul 12.00 WIB di kediamannya. Kabar duka ini menambah catatan kehilangan besar bagi dunia musik Indonesia, terutama genre dangdut yang ia geluti sejak muda. Lagu-lagu populernya, terutama “Termiskin di Dunia”, masih terus dikenang lintas generasi.
Hamdan ATT, yang memiliki nama lengkap Hamdan Attamimi, lahir di Aru, Maluku, pada 27 Januari 1949. Karier musiknya dimulai sejak usia muda di tahun 1964, ketika ia membentuk band yang terinspirasi dari The Shadows. Di tahun 1968, ia bergabung dengan grup Nada Buana dan tampil di TVRI. Setelah lulus kuliah pada 1975, Hamdan memilih serius menapaki jalur musik dangdut yang kemudian mengantarkannya pada popularitas nasional.
Putri Hamdan, Putri Azza, mengonfirmasi kabar wafatnya sang ayah kepada awak media.
“Iya betul, meninggal pukul 12.00,” ujarnya, Selasa (1/7/2025). Ia menambahkan bahwa ambulans sempat dipanggil, namun ketika tiba di lokasi, dokter menyatakan Hamdan telah henti napas.
Dalam perjalanan kariernya, Hamdan ATT telah menelurkan banyak lagu hits selain “Termiskin di Dunia”, seperti “Dingin”, “Sakit Hati”, “Emas Jadi Tembaga”, dan “Mabuk Judi”. Ia juga menerima berbagai penghargaan, termasuk penghargaan seumur hidup dari Indonesia Dangdut Awards pada 2021 atas dedikasinya terhadap musik dangdut Indonesia.
Beberapa tahun terakhir, Hamdan ATT mengalami kondisi kesehatan yang menurun. Ia sempat mengalami stroke dan pecah pembuluh darah otak pada 2017. Tahun-tahun setelahnya, kondisi kesehatannya terus menurun, termasuk infeksi dan gangguan ginjal pada awal 2025. Ia sempat menggunakan ventilator dan menjalani trakeostomi.
Meski sempat pulang dari rumah sakit untuk pemulihan, takdir berkata lain. Dunia hiburan Tanah Air pun kehilangan sosok yang telah memberi warna khas dalam genre dangdut dengan lirik-lirik kehidupan yang menyentuh dan gaya panggung yang sederhana namun kuat.
Hamdan ATT dikenang bukan hanya karena karya-karya besarnya, tetapi juga karena perjalanannya yang panjang dalam membangun karier di tengah tantangan zaman. Kepergiannya menjadi kehilangan besar bagi keluarga, penggemar, dan dunia musik Indonesia.