Tasikmalaya – Meskipun berusia 103 tahun, Mutiroh tetap bersemangat menunaikan haji di Tanah Suci. Sebagai penduduk Kampung Kabandungan, Desa Pakalongan, Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, dia tak kenal lelah dalam menjalankan kewajiban agama Islam yang kelima.
Keseharian Mak Mut kini lebih banyak dihabiskan di rumah. Meski begitu, ia masih sering ikut pengajian yang ada di sekitar kampungnya.
Baru sejak sekitar 13 tahun lalu, ia bersama almarhum suaminya memantapkan niat pergi ke Tanah Suci. Salah satu usaha yang dilakukan pasangan suami istri itu adalah menjual sawah dan kolam ikan untuk biaya berangkat ibadah haji bersama. Uang hasil jual tanah itulah yang digunakan untuk mendaftar haji pada 2017.
Suami wafat
Nahas, tak sampai setahun usai pendaftaran, suami Mak Mut meninggal dunia. Uang pendaftaran milik suaminya pun dikembalikan, karena keluarganya memilih jatah itu tak diwariskan kepada anaknya yang lain. Kendati demikian, Mak Mut tetap mantap dengan niatnya untuk pergi haji, meski harus berangkat tanpa didampingi keluarganya.
“Tidak takut. Tetap semangat, karena ke Makkah adalah cita-cita saya,” ujar dia.
Perempuan itu semula dijadwalkan berangkat pergi haji pada 2021. Pandemi Covid-19 membuat jadwal itu berantakan, lantaran ketika itu lansia tak diperkenankan pergi ke Arab Saudi untuk beribadah haji.
Namun, kini Mak Mut telah mendapatkan kepastian. Ia dijadwalkan berangkat dari Tasikmalaya ke Tanah Suci pada 4 Juni 2023.
“Saya bahagia bisa berangkat. Alhamdulillah masih sehat,” kata dia.
Mak Mut meyakini dirinya siap untuk menunaikan ibadah haji. Ia mengaku sudah menjalani berbagai pemeriksaan kesehatan. Fisiknya masih dianggap kuat untuk ibadah di Tanah Suci.
Petugas Haji Kabupaten Tasikmalaya akan Menuntunnya
Perempuan yang kini memiliki tujuh anak, 20 cucu, dan 14 cicit, itu pun tak banyak memiliki kekhawatiran. Meski berangkat seorang diri dari rumah, ia meyakini petugas haji dari Kabupaten Tasikmalaya akan menuntunnya saat menjalani ibadah di Arab Saudi.
“Nanti ada yang menuntun lansia dari kantor (Kemenag),” ujar Mak Mut.
“Sebenarnya (Mak Mut) harusnya pergi pada 2021. Namun terhalang pandemi Covid-19,” kata anak keenam dari tujuh bersaudara itu.
Mak Mut Mendapatkan Jadwal Berangkat ke Tanah Suci
Meski harus tertunda dua tahun, Suartika menilai semangat ibunya untuk pergi haji tak pernah padam. Bahkan, seluruh kegiatan bimbingan manasik diikuti ibunya tanpa pernah absen, kecuali kegiatan manasik terakhir karena kondisi Mak Mut kurang fit.
Menurut dia, ibunya itu masih sehat dari segi fisik. Mak Mut masih bisa berjalan dengan normal. Hanya penghilatan dan pendengaran Mak Mut yang mulai terganggu karena usia tak lagi muda. Namun, pihak keluarga tetap terus mendukung Mak Mut untuk menggapai cita-citanya itu.
Kini, Mak Mut telah mendapatkan jadwal untuk berangkat ke Tanah Suci. Seluruh persiapan pun telah dilengkapi untuk bisa menunaikan ibadah haji.
“Kami sangat mendukung. Semoga di sana tetap sehat dan selamat sampai kembali lagi,” kata Suartika.
1.514 Calhaj Berangkat dari Kabupaten Tasikmalaya
Sebelumnya, Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kemenag Kabupaten Tasikmalaya, Yayat Kardiyat, mengatakan terdapat 1.514 calhaj yang akan berangkat dari Kabupaten Tasikmalaya pada tahun ini. Sekitar 20 persen di antaranya merupakan lansia.
“Kalau dari Kabupaten Tasikmalaya, hanya 20 persen calhaj lansia. Usia paling tua dari Kabupaten Tasikmalaya 103 tahun,” kata dia, Rabu (17/5/2023).
Menurut Yayat, pihaknya telah menyiapkan penanganan untuk para calhaj lansia agar dapat menjalani ibadah haji dengan lancar. Apalagi, tagline penyelenggaraan haji tahun ini bertema haji berkeadilan dan ramah lansia, lantaran hampir 40 persen calhaj dari Jawa Barat (Jabar) adalah lansia.
“Kami juga sudah siapkan pembimbing yang sudah terlatih dalam menangani lansia,” kata dia.