Mekkah – Pelayanan konsumsi jemaah haji Indonesia pada musim haji 2025 dipastikan semakin tertata dan maksimal. Sebanyak 55 dapur katering di bawah pengawasan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi disiapkan untuk memenuhi kebutuhan makan jemaah selama di Mekkah dan Madinah.
Konsultan Tenaga Ahli Konsumsi PPIH Arab Saudi, Agung Ilham, menjelaskan bahwa seluruh dapur tersebut terbagi dalam kluster pengawasan yang mencakup lima tenaga ahli di Mekkah dan dua di Madinah. Semua dapur menggunakan bahan makanan yang didatangkan langsung dari Indonesia.
“Menu makanan diseragamkan untuk seluruh dapur. Setiap hari, dapur mengirimkan dua sampel makanan ke Daker dan dua ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) untuk dilakukan pemeriksaan rasa, gramasi, dan kualitas,” kata Agung.
Salah satu dapur terbesar yang digunakan adalah Ragheeb Catering di kawasan Shauqiah, Mekkah. Dapur ini mampu memproduksi hingga 5.000 porsi makanan per hari dan menjalankan proses produksi dengan standar higienitas tinggi. Seluruh tahapan mulai dari pengolahan bahan, memasak, hingga pengemasan dilakukan dengan pengawasan ketat oleh tim pengendali mutu PPIH dan tenaga ahli gizi dari KKHI.
Pada tahap awal operasional, masing-masing dapur hanya memproduksi sekitar 500 porsi per hari. Namun angka ini diperkirakan akan meningkat signifikan mendekati puncak pelaksanaan ibadah haji.
Proses memasak untuk makan malam dimulai pukul 12.00 waktu Arab Saudi (WAS), diikuti pengemasan dalam hotbox, lalu dikirim ke hotel jemaah pukul 16.00 WAS. Makanan dijadwalkan tiba pada pukul 18.00 WAS, dan waktu konsumsi maksimal ditetapkan hingga pukul 21.00 WAS.
“Kami mengingatkan bahwa makanan yang melebihi tiga jam setelah tiba di hotel tidak lagi disarankan untuk dikonsumsi,” tegas Agung.
Dapur Ragheeb juga mempekerjakan enam juru masak asal Indonesia yang telah memiliki sertifikasi profesional. PPIH mewajibkan setiap dapur memiliki minimal dua chef bersertifikat dari Indonesia demi menjamin rasa dan kualitas makanan tetap sesuai dengan selera jemaah.
Inspeksi kualitas makanan dilakukan tiga kali dalam sehari, masing-masing pukul 00.10 WAS untuk makan pagi, pukul 07.00 WAS untuk makan siang, dan pukul 13.00 WAS untuk makan malam.
Agung menambahkan bahwa layanan konsumsi ini bertujuan memastikan jemaah haji Indonesia mendapatkan makanan sehat, lezat, dan bergizi selama menjalankan ibadah.