Tasikmalaya – Tumpukan kulit kelapa muda terlihat menggunung di warung Teh Ros di daerah Cantigi, Kecamatan Cisayong. Penjual kelapa muda ini mengaku kesulitan membuang limbah kelapa yang sudah menumpuk selama beberapa bulan. Ia pun menawarkan limbah kulit kelapa tersebut secara gratis kepada siapa saja yang membutuhkannya.
“Ini banyak kulit kelapa muda, yang mau boleh ambil. Ini tidak dijual, siapa aja yang mau boleh ambil ke sini,” ujar Teh Ros ketika ditemui di warungnya sambil melayani pembeli pada Selasa (10/12/2024).
Teh Ros menjual dua jenis kelapa muda, yaitu lumeho, yakni kelapa yang sangat muda tanpa banyak daging, dan cekapan, yakni kelapa muda dengan daging yang lembut. Pembeli dapat memesan kelapa sesuai selera mereka.
Namun, limbah dari aktivitas jualannya ini kini menjadi masalah tersendiri. Biasanya limbah tersebut dibakar, tetapi akhir-akhir ini belum sempat diolah sehingga menumpuk di sekitar warungnya.
Kulit kelapa muda, terutama bagian serabutnya, sebenarnya memiliki banyak manfaat. Jika diolah dengan benar, serabut kelapa dapat dijadikan media tanam yang sangat baik untuk berbagai jenis tanaman.
Olahan serabut kelapa menjadi cocopeat mampu menyerap dan menahan air, sehingga cocok untuk tanaman hias, sayuran, dan hidroponik. Selain itu, serabut kelapa sering dijadikan bahan kerajinan seperti sapu, keset, tali tambang, hingga pot gantung. Produk dari serabut kelapa banyak diminati karena kuat, ramah lingkungan, dan memiliki nilai ekonomis.
Limbah serabut kelapa juga bisa dijadikan pupuk organik dengan proses fermentasi yang sederhana. Pupuk dari serabut kelapa mengandung nutrisi penting bagi tanaman. Selain itu, kulit kelapa muda dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Serabutnya yang mudah menyala sering dimanfaatkan untuk menyalakan api atau diolah menjadi briket arang.
Seorang warga yang sedang membeli kelapa di warung Teh Ros menyarankan agar limbah ini dikelola lebih baik.
“Sayang kalau limbahnya tidak dimanfaatkan. Serabut kelapa punya banyak manfaat dan bisa bernilai ekonomi tinggi,” katanya.
Warung kelapa muda Teh Ros buka setiap hari mulai pukul 08.00 pagi hingga menjelang Maghrib. Setiap harinya, ia melayani pembeli dari warga sekitar hingga pengendara yang melintas.
Meski limbah kulit kelapa terus bertambah, ia tetap berharap ada warga atau pihak tertentu yang berminat memanfaatkannya. Ia mempersilakan siapa saja untuk mengambil limbah kelapa muda tersebut di tempatnya di Cantigi, Kecamatan Cisayong.
Dengan banyaknya manfaat kulit kelapa, Teh Ros berharap ada solusi kreatif untuk mengolah limbah tersebut agar tidak menjadi masalah lingkungan. Bagi yang membutuhkan kulit kelapa, ia siap memberikan secara cuma-cuma.
