Blitar – Memasuki pertengahan tahun 2023, realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Blitar masih rendah. Hingga kini, realisasi PAD baru 48,48 persen atau belum menyentuh angka 50 persen.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Blitar Asmaning Ayu mengatakan, adalah satu faktor realisasi PAD di Kabupaten Blitar belum optimal, yakni target PAD tahun 2023 ini terbilang tinggi, yaitu Rp130 Miliar atau Rp16 Miliar lebih banyak dari pada target PAD yang ditetapkan tahun sebelumnya. Sedangkan, di tahun 2022 lalu, Bapenda ditarget Rp 114 Miliar dan teralisasi Rp 126 Miliar.
“Dari target PAD tahun ini sebesar Rp130 M, sampai sekarang baru terealisasi 48,48 persen atau Rp56 M,” kata dia, Kamis (17/08/2023).
Asmaning Ayu menuturkan, ada satu sektor atau potensi lain yang bisa menyumbang PAD, tetapi sampai saat ini masih lesu yaitu, pendapatan dari pajak reklame. Ia menyebut, sektor pajak reklame memiliki potensi pendapatan yang bisa digali. Kemudian, dari sektor pariwisata
pihaknya sudah melakukan optimalisasi, dengan mendata wisata-wisata baru yang ada di wilayah Kabupaten Blitar. Artinya, jika memenuhi kriteria, Bapenda akan menerapkan wajib pajak di kawasan wisata tersebut.
“Ada juga beberapa sektor yang kami unggulkan untuk memenuhi target PAD tahun ini. Diantaranya, retribusi penerangan jalan umum, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), pajak dari hak tanah sebesar 5% dan pendapatan pajak dari sektor Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2),” tutur dia.
Asmaning Ayu optimis, sebelum akhir tahun 2023, realisasi PAD di Kabupaten Blitar bisa tercapai 100 persen.
