Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Curug Malela: Niagara Mini di Jantung Hutan Jawa Barat

Kyoto Kerek Tarif Wisata Demi Selamatkan Warisan Budaya

DPRD Kutim Desak Efisiensi Anggaran, Peringatkan Potensi Sanksi

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Jumat, 14 November 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Reformasi Polri: Antara Penegak Hukum atau Duta Wisata?

Udex MundzirUdex Mundzir2 Desember 2024 Gagasan
ilustrasi polisi atau duta wisata
ilustrasi polisi atau duta wisata
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Usulan penempatan Polri di bawah Kemendagri mengundang reaksi keras dari berbagai pihak. Langkah ini dianggap melanggar prinsip independensi institusional yang selama ini dijaga. Namun, jika Polri harus berada pada kementerian tertentu, bagaimana jika kementerian tersebut adalah Kementerian Pariwisata? Setidaknya, dengan itu, kita bisa berandai-andai patroli polisi juga mencakup promosi destinasi wisata lokal.

Di sisi serius, perubahan struktur ini menimbulkan pertanyaan besar. Sebagai alat negara yang konstitusi atur langsung, Polri menjalankan peran vital dalam menjaga keamanan dan menegakkan hukum. Jika Polri berada pada kementerian, baik Kemendagri maupun kementerian lainnya, risiko pengurangan independensinya meningkat. Sebuah Polri yang tidak lagi netral akan menjadi masalah besar, terutama dalam mengelola potensi konflik, termasuk saat pemilu berlangsung.

Bayangkan saja, alih-alih fokus pada keamanan, Polri malah terjebak dalam birokrasi kementerian. Jangan sampai Polri sibuk mengurus “surat dinas” untuk patroli karena menunggu izin dari direktorat jenderal tertentu. Lebih parah lagi, jika penempatan ini malah membuat Polri menjadi alat untuk mengakomodasi kepentingan politik pihak tertentu.

Indonesia sudah melalui perjalanan panjang reformasi untuk memisahkan TNI dan Polri. Langkah itu bertujuan memastikan netralitas Polri dalam menjalankan tugasnya. Wacana ini justru terasa seperti langkah mundur dari amanat reformasi.

Secara sosial, masyarakat mengharapkan institusi bersikap transparan dan independen, bukan menjadi lembaga yang politisi kendalikan sebagai “boneka”. Begitu kepercayaan publik hilang, tugas Polri untuk melindungi dan mengayomi akan terasa seperti ironi yang menyakitkan.

Namun, mari kita anggap serius gagasan Polri di bawah Kementerian Pariwisata. Bayangkan polisi menjadi duta wisata: patroli di daerah rawan sekaligus mempromosikan budaya lokal. Polisi lalu lintas tak hanya menilang, tetapi juga membagikan brosur destinasi wisata terdekat. Bukankah itu lebih menyenangkan daripada hanya mendengar suara sirine?

Lelucon ini, tentu saja, tidak dimaksudkan untuk meremehkan institusi Polri. Justru, gagasan ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga fungsi dan independensi Polri. Ketimbang berdebat soal kementerian mana yang paling tepat, lebih baik kita fokus memperkuat reformasi internal Polri agar lebih transparan dan profesional.

Dengan reformasi yang berlanjut, pengawasan independen dapat ditingkatkan. Kita perlu memastikan setiap anggota Polri memiliki integritas tinggi dan bekerja sesuai prinsip hukum, tanpa takut intervensi pihak manapun. Masyarakat mengharapkan Polri menunjukkan keandalan, bukan menjadi lembaga yang malah memicu kekhawatiran.

Pada akhirnya, alih-alih menempatkan Polri di bawah kementerian, biarkan Polri tetap di bawah presiden. Namun, jangan lupa, presiden juga memikul tanggung jawab untuk memastikan Polri menjalankan tugasnya dengan baik, tanpa menjadi alat politik.

Dengan begitu, Polri bisa terus fokus menjaga keamanan masyarakat dan menegakkan hukum. Dan siapa tahu, jika mereka memang sesekali mempromosikan pariwisata, itu hanya menjadi bagian kecil dari pekerjaan besar mereka. Setidaknya, masyarakat akan lebih senang dengan senyum polisi yang ramah ketimbang dengan wajah tegang yang hanya mencari kesalahan.

Independensi Polri Reformasi Polri
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticleBegini Kata Airlangga tentang Kenaikan UMP 6,5%
Next Article STY Umumkan 26 Pemain untuk Piala AFF 2024

Informasi lainnya

Isu yang Dibelokkan, Aparat yang Gagal

1 September 2025

Kabut Dalang, Gagalnya Aparat

31 Agustus 2025

Memahami Kuasa Pengampunan Negara

1 Agustus 2025

Musik AI Tanpa Hak Cipta

27 Juli 2025

Menunda Beban, Mengutamakan Rakyat

23 Desember 2024

Bonus di Perguruan Tinggi: Kewajiban Institusi Pendidikan

18 Desember 2024
Paling Sering Dibaca

Rp10 Ribu, Antara Anggaran dan Harapan

Opini Alfi Salamah

Haji Idi dan Situasi Simalakama di Pilkada Sampang

Opini Udex Mundzir

Cuaca Panas? Inilah Tanaman yang Bisa Menyejukan Rumah

Opini Alfi Salamah

Kemenangan 30 Muslim melawan Ribuan Kafir Quraisy

Islami Alfi Salamah

Jurnal Ilmiah Indonesia, Banyak Tapi Bagaikan Buih

Opini Udex Mundzir
Berita Lainnya
Hukum
Alwi Ahmad20 September 2023

Antusias Siswa SMPN 3 Samarinda Ikuti Jaksa Masuk Sekolah

Fenomena Clipper, Profesi Baru yang Bikin Sarjana Geleng Kepala

Universitas Cipasung Tasikmalaya Cetak Guru Inovatif Lewat STEAM

Minat Masyarakat Positif, Okupansi Kereta Cepat Whoosh Stabil

APBD Kutim Turun Drastis, Pemkab Upayakan TPP ASN Tetap Aman

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.