Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Lepaskan Ketegangan, Raih Kedamaian

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Kamis, 23 Oktober 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Reformasi Polri: Antara Penegak Hukum atau Duta Wisata?

Udex MundzirUdex Mundzir2 Desember 2024 Gagasan
ilustrasi polisi atau duta wisata
ilustrasi polisi atau duta wisata
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Usulan penempatan Polri di bawah Kemendagri mengundang reaksi keras dari berbagai pihak. Langkah ini dianggap melanggar prinsip independensi institusional yang selama ini dijaga. Namun, jika Polri harus berada pada kementerian tertentu, bagaimana jika kementerian tersebut adalah Kementerian Pariwisata? Setidaknya, dengan itu, kita bisa berandai-andai patroli polisi juga mencakup promosi destinasi wisata lokal.

Di sisi serius, perubahan struktur ini menimbulkan pertanyaan besar. Sebagai alat negara yang konstitusi atur langsung, Polri menjalankan peran vital dalam menjaga keamanan dan menegakkan hukum. Jika Polri berada pada kementerian, baik Kemendagri maupun kementerian lainnya, risiko pengurangan independensinya meningkat. Sebuah Polri yang tidak lagi netral akan menjadi masalah besar, terutama dalam mengelola potensi konflik, termasuk saat pemilu berlangsung.

Bayangkan saja, alih-alih fokus pada keamanan, Polri malah terjebak dalam birokrasi kementerian. Jangan sampai Polri sibuk mengurus “surat dinas” untuk patroli karena menunggu izin dari direktorat jenderal tertentu. Lebih parah lagi, jika penempatan ini malah membuat Polri menjadi alat untuk mengakomodasi kepentingan politik pihak tertentu.

Indonesia sudah melalui perjalanan panjang reformasi untuk memisahkan TNI dan Polri. Langkah itu bertujuan memastikan netralitas Polri dalam menjalankan tugasnya. Wacana ini justru terasa seperti langkah mundur dari amanat reformasi.

Secara sosial, masyarakat mengharapkan institusi bersikap transparan dan independen, bukan menjadi lembaga yang politisi kendalikan sebagai “boneka”. Begitu kepercayaan publik hilang, tugas Polri untuk melindungi dan mengayomi akan terasa seperti ironi yang menyakitkan.

Namun, mari kita anggap serius gagasan Polri di bawah Kementerian Pariwisata. Bayangkan polisi menjadi duta wisata: patroli di daerah rawan sekaligus mempromosikan budaya lokal. Polisi lalu lintas tak hanya menilang, tetapi juga membagikan brosur destinasi wisata terdekat. Bukankah itu lebih menyenangkan daripada hanya mendengar suara sirine?

Lelucon ini, tentu saja, tidak dimaksudkan untuk meremehkan institusi Polri. Justru, gagasan ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga fungsi dan independensi Polri. Ketimbang berdebat soal kementerian mana yang paling tepat, lebih baik kita fokus memperkuat reformasi internal Polri agar lebih transparan dan profesional.

Dengan reformasi yang berlanjut, pengawasan independen dapat ditingkatkan. Kita perlu memastikan setiap anggota Polri memiliki integritas tinggi dan bekerja sesuai prinsip hukum, tanpa takut intervensi pihak manapun. Masyarakat mengharapkan Polri menunjukkan keandalan, bukan menjadi lembaga yang malah memicu kekhawatiran.

Pada akhirnya, alih-alih menempatkan Polri di bawah kementerian, biarkan Polri tetap di bawah presiden. Namun, jangan lupa, presiden juga memikul tanggung jawab untuk memastikan Polri menjalankan tugasnya dengan baik, tanpa menjadi alat politik.

Dengan begitu, Polri bisa terus fokus menjaga keamanan masyarakat dan menegakkan hukum. Dan siapa tahu, jika mereka memang sesekali mempromosikan pariwisata, itu hanya menjadi bagian kecil dari pekerjaan besar mereka. Setidaknya, masyarakat akan lebih senang dengan senyum polisi yang ramah ketimbang dengan wajah tegang yang hanya mencari kesalahan.

Independensi Polri Reformasi Polri
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticleBegini Kata Airlangga tentang Kenaikan UMP 6,5%
Next Article STY Umumkan 26 Pemain untuk Piala AFF 2024

Informasi lainnya

Isu yang Dibelokkan, Aparat yang Gagal

1 September 2025

Kabut Dalang, Gagalnya Aparat

31 Agustus 2025

Memahami Kuasa Pengampunan Negara

1 Agustus 2025

Musik AI Tanpa Hak Cipta

27 Juli 2025

Menunda Beban, Mengutamakan Rakyat

23 Desember 2024

Bonus di Perguruan Tinggi: Kewajiban Institusi Pendidikan

18 Desember 2024
Paling Sering Dibaca

Garuda Diselamatkan, Tapi Sampai Kapan?

Editorial Udex Mundzir

Manfaat dan Batas Aman Konsumsi Nanas

Food Silva

Shuka Grill: Pilihan All You Can Eat yang Memikat

Food Lina Marlina

Rakyat Jabar Dijadikan Figuran “Bapak Aing”

Opini Lina Marlina

Ketika Kebijakan Membakar Dapur Rakyat

Editorial Udex Mundzir
Berita Lainnya
Kesehatan
Alfi Salamah23 Oktober 2025

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Kasus Radiasi Cikande Masuk Tahap Penyidikan, PT PMT Dianggap Lalai

Trump Resmikan Fase Dua Kesepakatan Gencatan Gaza

Menkeu Purbaya Pertimbangkan Pemangkasan PPN Tahun 2026

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.