Kukar – Program skrining kesehatan gratis untuk anak sekolah akan resmi dimulai bertepatan dengan awal tahun ajaran baru. Pemerintah menargetkan siswa dari tingkat sekolah dasar (SD), menengah pertama (SMP), hingga menengah atas (SMA) dalam upaya memperkuat deteksi dini kesehatan anak.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Ariyanto, menjelaskan bahwa mekanisme skrining untuk anak-anak berbeda dari masyarakat umum. Pelaksanaannya tidak dilakukan di puskesmas, melainkan langsung di lingkungan sekolah melalui koordinasi tim puskesmas dengan Unit Kesehatan Sekolah (UKS).
“Untuk anak usia 7 sampai kurang dari 18 tahun, skrining kesehatan akan dilakukan di sekolah melalui kegiatan penyaringan rutin yang melibatkan tim puskesmas dan Unit Kesehatan Sekolah (UKS),” ujar Ariyanto.
Pemeriksaan ini meliputi deteksi dini masalah kesehatan umum pada anak-anak dan remaja, seperti pengukuran berat badan, tinggi badan, tekanan darah, serta pemeriksaan kesehatan mata dan gigi. Tujuannya adalah menemukan faktor risiko sejak dini agar intervensi medis dapat dilakukan lebih cepat dan efektif.
Dalam rangkaian persiapannya, pemerintah daerah telah mengidentifikasi kebutuhan tenaga medis, alat kesehatan, serta menyusun prosedur operasional untuk memastikan pelaksanaan skrining berjalan lancar. Simulasi layanan juga sudah dilakukan di beberapa sekolah guna mengantisipasi berbagai tantangan teknis di lapangan.
Ariyanto menambahkan bahwa salah satu tantangan yang dihadapi adalah tingginya jumlah siswa yang harus diperiksa dalam waktu singkat. Untuk itu, puskesmas akan berkoordinasi dengan pihak sekolah guna mengatur jadwal pemeriksaan secara efektif tanpa mengganggu aktivitas belajar siswa.
“Tim puskesmas akan berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk mengatur jadwal penyaringan yang efektif dan tidak mengganggu aktivitas belajar siswa,” tambahnya.
Program skrining kesehatan anak sekolah ini menjadi bagian penting dari strategi nasional untuk memperkuat budaya hidup sehat sejak dini, meningkatkan kesadaran terhadap penyakit tidak menular, dan menciptakan generasi masa depan yang lebih sehat dan produktif.

