Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Curug Malela: Niagara Mini di Jantung Hutan Jawa Barat

Kyoto Kerek Tarif Wisata Demi Selamatkan Warisan Budaya

DPRD Kutim Desak Efisiensi Anggaran, Peringatkan Potensi Sanksi

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Kamis, 13 November 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Titik Berat Indonesia dalam Konflik Timur Tengah

Perang terbuka Israel–Iran menuntut negara-negara Asia, termasuk Indonesia, untuk bersikap geopolitik aktif dan bijak.
Udex MundzirUdex Mundzir21 Juni 2025 Opini
peran geopolitik Indonesia dalam konflik Israel–Iran
Ilustrasi peran geopolitik Indonesia dalam konflik Israel–Iran.
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Konflik Israel–Iran kini bukan soal rivalitas regional. Ini adalah penentu arah baru di kawasan, yang berdampak langsung ke kepentingan global—termasuk Indonesia.

Semula, konflik ini dipandang sebagai lanjutan sengketa Palestina. Namun kini eskalasinya membawa implikasi strategis yang jauh lebih luas. Perang balasan langsung, serangan siber, hingga ancaman nuklir, mengubah dinamika global dan memaksa negara-negara Asia merenungkan kembali posisi mereka.

Bagi Indonesia, negara dengan penduduk Muslim terbesar, perang ini membawa tantangan moral sekaligus strategis. Kami dipanggil untuk membela prinsip kemanusiaan—bukan mendukung salah satu pihak. Solidaritas terhadap rakyat Palestina harus dipertahankan, tetapi tidak dengan memperdalam konfrontasi yang menjurus perang global.

Indonesia juga memiliki peran diplomatik yang signifikan. Sebagai anggota G20 dan negara pemimpin negara berkembang, kita bisa memediasi pembicaraan damai. Negara seperti Turki sudah tampil; Indonesia pun bisa mengambil posisi lebih proaktif, tanpa kehilangan netralitas.

Kebijakan luar negeri bebas aktif yang dijalankan sejak Orde Lama kini diuji dalam kondisi ekstrim. Indonesia harus mampu mengombinasikan pendekatan diplomasi dengan tekanan moral dan bantuan kemanusiaan. Jalur lintas multilateral seperti OKI dan ASEAN bisa digunakan untuk menyerukan penghentian kekerasan dan memperkuat akses kemanusiaan.

Dampak ekonomi juga nyata: harga minyak melonjak akibat gangguan pasokan dari Teluk. Indonesia yang masih mengimpor energi akan merasakan kenaikannya. Inflasi pangan dan energi akan semakin membebani anggaran rumah tangga, khususnya masyarakat menengah ke bawah. Pemerintah harus mengambil langkah antisipatif, seperti menyiapkan pasokan nasional dan subsidi tepat sasaran.

Secara geopolitik, konflik ini juga membuka peluang bagi negara-negara seperti China dan Rusia untuk memperkuat pengaruhnya di Asia Barat. Amerika Serikat tampak enggan terlibat langsung, membuka celah strategis bagi kekuatan global lain. Indonesia harus bersiap menghadapi peta aliansi baru yang tumbuh dari krisis ini.

Dalam konteks ini, isu keamanan maritim menjadi penting. Jalur perdagangan dari dan ke Timur Tengah melintas Selat Malaka dan Laut Jawa. Eskalasi konflik meningkatkan risiko serangan terhadap kapal niaga. Pemerintah perlu meningkatkan keamanan pelayaran, memperkuat kerja sama perikanan militer dengan negara tetangga, dan mengikuti protokol deteksi dini terhadap ancaman rudal atau sabotase.

Indonesia juga punya tanggung jawab dalam melawan narasi perang. Di era media sosial, opini publik mudah terpolarisasi. Indonesia harus memproduksi narasi damai, berdasarkan fakta dan kemanusiaan, bukan retorika permusuhan. Duta Besar RI di PBB dan media resmi harus lebih agresif mengkampanyekan gencatan senjata dan akses kemanusiaan.

Langkah nyata bisa berupa penyediaan tim medis, bantuan pangan dan air bersih ke Jalur Gaza atau wilayah sipil Iran, lewat lembaga seperti Muhammadiyah, NU, atau Palang Merah Indonesia, serta badan kemanusiaan internasional. Ini akan menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya berargumen di meja diplomasi, tapi juga bergerak di lapangan.

Indonesia juga memiliki peluang untuk menjadi jembatan dialog lintas agama dan budaya. Dengan mendorong forum dialog antara ulama, cendekiawan, dan tokoh masyarakat dari berbagai negara, kita dapat menurunkan ketegangan sektarian dan memperkuat perdamaian regional.

Menghindari perang terbuka adalah kepentingan nasional. Karena konflik ini bukan hanya tantangan di Timur Tengah, tetapi juga soal keamanan energi, stabilitas ekonomi, dan moral internasional. Sebaliknya, jika Indonesia tetap pasif, kita berisiko kehilangan peran strategis dalam arsitektur dunia baru pasca-Perang Teluk.

Indonesia kini di persimpangan geopolitik. Pilihan politik luar negeri kita akan menentukan posisi negara—apakah hanya jadi penonton atau justru menjadi arsitek perdamaian.

Jika kita memilih perdamaian, negara bangsa ini bisa menjadi contoh konstruktif dalam diplomasi global. Saatnya Indonesia bergerak—dengan bijak dan berdaya—demi stabilitas dan arah baru kawasan Asia yang lebih damai.

Diplomasi Indonesia Geopolitik Asia Indonesia Global Perdamaian Dunia Solusi Konflik
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticleIsrael vs Iran: Medan Dominasi, Bukan Lagi Proxy
Next Article Mengemudi Visi, Bukan Hanya Mobil Listrik

Informasi lainnya

Menag Dorong Kolaborasi Global Wasathiyah Islam dan Nilai Tionghoa

11 November 2025

Menag di Vatikan: Diplomasi Iman dan Kemanusiaan

26 Oktober 2025

Ketika Relawan Butuh Akal Sehat, Bukan Sekadar Semangat

26 Oktober 2025

Cuaca Panas? Inilah Tanaman yang Bisa Menyejukan Rumah

21 Oktober 2025

Mengemudi Visi, Bukan Hanya Mobil Listrik

21 Juni 2025

Bela Negara Bukan Membungkam Kritik

13 Juni 2025
Paling Sering Dibaca

Kesenjangan di Balik Ketentuan Gaji Dosen PTS

Editorial Udex Mundzir

THR 2025 Cair Lebih Cepat, Siapkan Rencana Anda!

Bisnis Assyifa

Pajak dan Beban Kehidupan

Editorial Udex Mundzir

D’MASIV Menuju Panggung Dunia dari Ciledug ke Los Angeles

Happy Ericka

Gizi di Meja, Konglomerat di Pintu

Editorial Udex Mundzir
Berita Lainnya
Hukum
Alwi Ahmad20 September 2023

Antusias Siswa SMPN 3 Samarinda Ikuti Jaksa Masuk Sekolah

Fenomena Clipper, Profesi Baru yang Bikin Sarjana Geleng Kepala

Minat Masyarakat Positif, Okupansi Kereta Cepat Whoosh Stabil

KPK Cetak Quattrick di Riau, Empat Gubernur Tersandung Korupsi

PB XIII Hangabehi Wafat, Takhta Keraton Surakarta Tunggu Pewaris Resmi

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.