Melalui pameran tersebut, mereka bertujuan untuk menggambarkan penderitaan anak-anak akibat blokade dan serangan Israel terhadap Jalur Gaza.
Mural Gambar Anak-Anak Kehilangan Rumah
Pameran seni itu terselenggarakan oleh 26 organisasi nonpemerintah. Dalam pameran itu, para seniman menampilkan mural bergambar anak-anak yang kehilangan rumahnya.
Mural tersebut dilukis di atas puing-puing rumah yang hancur akibat serangan udara Israel.
Selain mural, para seniman juga menghimpun dan memamerkan barang-barang milik anak-anak di Jalur Gaza yang tewas dalam serangan Israel.
Sisa-Sisa Roket Tembakan Israel
Sisa-sisa roket yang Israel tembakan ke Gaza menjadi objek yang paling menarik minat para pengunjung pameran.
“Kami meluncurkan festival ini untuk mensimulasikan penderitaan anak-anak Palestina karena pelanggaran tak berujung Israel terhadap mereka di Gaza,” kata Fedaa Younus, salah satu penyelenggara acara, Jumat (9/6/2023).
Anak-Anak Menjadi Sasaran Pembunuhan dan Kehancuran
Seniman Palestina di Jalur Gaza Hussain Abu Sadiq mengatakan, anak-anak di wilayahnya terus menjadi sasaran pembunuhan dan kehancuran.
Mirisnya, tambah Sadiq, hampir tidak ada yang peduli kepada anak-anak tersebut.
“Kami fokus pada penderitaan anak-anak kami untuk meminta dukungan dunia dan menekan Israel agar menghentikan semua kejahatannya terhadap mereka,” ujarnya.
Seniman Palestina lainnya yang turut berpartisipasi dalam pameran, Mohammed Siam, memiliki pandangan serupa dengan Abu Sadiq.
Mendukung Tindakan Moral
“Anak-anak kami ingin hidup bebas di negara mereka dan tidak takut mati atau bom, dan mereka ingin menikmati kehidupan normal seperti anak-anak dunia lainnya,” ucapnya.
Selama konferensi internasional yang berlangsung di Oslo, Norwegia, Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour meminta masyarakat internasional mendukung tindakan moral, politik, dan hukum terhadap Israel.