Jakarta – “Dari tangan santri, solusi pertanian cerdas tercipta,” ujar seorang guru SMP Quranic Science Boarding School. Dua santri asal Tasikmalaya, Raka Radhitya Madani dan Musyaffa Abdurrahman Tamim, berhasil menembus babak final Kompetisi Riset dan Inovasi Siswa Indonesia (KREASI) yang akan berlangsung pada 6-8 November 2024.
Penelitian mereka yang berjudul “Alat Penyiraman Tanaman Otomatis (Aqua-Sprout) Menggunakan Sensor Kelembapan Tanah dan Udara serta Sensor Suhu dengan Metode IoT” membawa mereka ke tingkat nasional. Kedua santri ini bersaing di bidang Matematika, Sains, Teknologi, dan Lingkungan dengan inovasi yang memadukan teknologi sensor dan Internet of Things (IoT).
Alat yang mereka ciptakan berupa Aqua-Sprout, dirancang untuk mengotomatiskan proses penyiraman tanaman. Sensor kelembapan dan suhu membantu menentukan kebutuhan air tanaman secara tepat. Semua data dipantau secara real-time melalui teknologi IoT.
“Dengan Aqua-Sprout, petani dapat menghemat air dan meningkatkan efisiensi dalam bercocok tanam,” kata Musyaffa dalam uraian teknologi tersebut.
Raka menambahkan bahwa alat ini diharapkan dapat menjadi solusi cerdas bagi para petani di era digital yang semakin maju.
Yayasan Al-Kautsar 561 yang menaungi SMP Quranic Science, mendukung penuh langkah kedua santri ini. Sekolah menggalang doa dan dukungan masyarakat agar inovasi mereka dapat menginspirasi banyak orang di tingkat nasional.
“Semoga inovasi kami bermanfaat bagi petani dan dunia pertanian,” ungkap Raka penuh harap.
Kreasi, merupakan kompetisi riset dan inovasi siswa Indonesia, salah satu lomba bergengsi di kalangan sekolah-sekolah juara. Kompetisi ini akan diselenggarakan di Hotel Royal Palm Cengkareng, Jakarta Barat, dengan persaingan yang sangat ketat antar siswa dari seluruh Indonesia.
