Berlin – Volkswagen AG (VW) telah mencapai kesepakatan dengan serikat pekerja untuk memangkas 35.000 karyawan di Jerman secara bertahap hingga tahun 2030. Kebijakan ini dirancang untuk menghemat biaya operasional hingga 3,79 miliar euro (sekitar Rp64 triliun).
Pengurangan ini akan dilakukan melalui skema pensiun dini dan pemangkasan kapasitas produksi di lima pabrik VW, yang sebelumnya memproduksi hingga 700 ribu kendaraan. Meski demikian, perusahaan tetap berkomitmen untuk menjaga 10 fasilitas produksinya di Jerman hingga tahun 2030.
Kesepakatan ini tercapai setelah negosiasi yang berlangsung selama berbulan-bulan. Serikat pekerja bahkan sempat menggelar dua aksi mogok besar, yang menjadi salah satu protes terbesar dalam sejarah perusahaan.
Selain pemutusan hubungan kerja (PHK), serikat pekerja juga mendesak para eksekutif untuk menerima pemotongan gaji. Sekitar 4.000 manajer VW akan kehilangan bonus tahunan sebesar 10% mulai tahun depan. Bahkan, CEO Volkswagen, Oliver Blume, disebutkan turut menghadapi pemangkasan pendapatan serupa.
Keputusan ini merupakan respons atas menurunnya kinerja penjualan VW, terutama di China, yang merupakan pasar utamanya. Produsen mobil asal Jerman ini juga menghadapi tekanan kompetitif dari pabrikan lokal China seperti BYD, yang kini mulai merambah pasar Eropa dengan agresif.
“Langkah ini adalah bagian dari upaya kami untuk menjaga daya saing di tengah tantangan global,” kata seorang juru bicara VW.
Namun, kebijakan ini memunculkan kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap ekonomi Jerman, mengingat industri otomotif merupakan salah satu sektor terbesar penyedia lapangan kerja. Meski dianggap penting untuk keberlanjutan bisnis VW, pengurangan ini menjadi pukulan berat bagi para pekerja dan keluarganya.
Serikat pekerja juga menuntut agar perusahaan tetap melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan strategis di masa mendatang.
Dengan langkah besar ini, Volkswagen diharapkan dapat merampingkan operasinya sambil beradaptasi dengan dinamika industri otomotif yang semakin mengarah pada elektrifikasi dan digitalisasi.
