Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyoroti fenomena banjir yang melanda Jakarta Selatan pada Senin (3/3/2025), yang tidak surut secepat biasanya. Jika biasanya air surut dalam 4-5 jam, kali ini hingga sore hari banjir masih menggenangi permukiman warga.
“Dalam waktu dekat, kami akan mengadakan rapat koordinasi dengan organisasi perangkat daerah dan pihak terkait lainnya. Kami harus mencari solusi agar kejadian seperti ini bisa diminimalkan,” ujar Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Lukmansyah, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (4/3/2025).
Lukmansyah menegaskan bahwa BNPB akan segera memetakan langkah-langkah penanggulangan banjir agar kejadian serupa tidak terus berulang atau setidaknya mengurangi dampak yang ditimbulkan. Menurut data sementara BNPB, banjir di Kelurahan Rawajati, Jakarta Selatan, telah berdampak pada 485 keluarga atau sekitar 1.446 orang, dengan 224 unit rumah terendam air setinggi 50 cm hingga 1,5 meter.
Selain itu, BNPB memastikan bahwa logistik dan bantuan kebutuhan dasar bagi warga terdampak telah disalurkan secara memadai.
Di sisi lain, Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan menekankan prioritas evakuasi bagi kelompok rentan, seperti lansia dan anak-anak, ketika banjir mencapai ketinggian hingga tiga meter di Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran.
“Kami sudah mengevakuasi mulai dari bayi hingga lansia, termasuk orang sakit,” kata Kasektor Gulkarmat Jakarta Selatan sektor Pancoran, Imbang Satriana. Ia menambahkan bahwa proses evakuasi sudah dilakukan sejak pukul 05.30 WIB, dimulai dari bawah jembatan layang Kalibata.
Kondisi banjir yang lebih lama surut ini menimbulkan pertanyaan mengenai penyebabnya, termasuk kemungkinan perubahan sistem drainase atau faktor cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi. Dengan adanya rapat koordinasi yang akan digelar BNPB dan pihak terkait, diharapkan ada langkah konkret untuk mengatasi permasalahan banjir yang semakin kompleks di Jakarta.
