Bandung – Tahun 2025 membawa angin segar bagi dunia penelitian dan pengabdian di perguruan tinggi, terutama Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang mencatat lonjakan jumlah usulan dan dana penelitian. Namun di balik kenaikan tersebut, terdapat sejumlah institusi yang harus menelan pil pahit akibat penundaan bahkan pembatalan dana hibah karena pelanggaran administratif dan etik.
Berdasarkan data dari LLDIKTI, total dana hibah penelitian untuk tahun anggaran 2025 mencapai Rp97,2 miliar. PTS mencatat peningkatan signifikan dari 7.360 judul penelitian pada 2024 menjadi 10.131 judul pada 2025 dengan pendanaan melonjak dari Rp502,2 miliar menjadi Rp677 miliar. Sebaliknya, pada skema pengabdian, justru terjadi penurunan dari 2.795 judul pada 2024 menjadi 2.386 judul pada 2025.
Meski secara umum terjadi peningkatan, LLDIKTI mencatat ada sejumlah perguruan tinggi yang tidak menerima pencairan hibah. Alasannya bervariasi: ada yang memungut “management fee” dari peneliti, membuat laporan pertanggungjawaban (LPJ) fiktif tahun sebelumnya, sedang menjalani sanksi disiplin dari LLDIKTI, terlibat dalam penyalahgunaan dana KIP, hingga laporan terkait pelanggaran etik dosen seperti kasus LGBT.
“Pencairan hibah ditangguhkan atau dibatalkan bagi perguruan tinggi yang terbukti melanggar aturan, demi menjamin integritas sistem pembiayaan riset nasional,” ujar salah satu perwakilan LLDIKTI IV saat ditemui pada Selasa (10/6/2025).
Ia menegaskan bahwa pendanaan hanya akan diberikan kepada institusi yang menjalankan tata kelola akademik secara transparan dan akuntabel. Selain itu, LLDIKTI IV tercatat sebagai wilayah dengan alokasi dana dan jumlah pengusul tertinggi di Indonesia, yakni Rp194,2 miliar dengan 2.403 usulan dari 200 perguruan tinggi.
Kebijakan pencairan hibah yang ketat diharapkan menjadi filter kualitas bagi pengelolaan riset. Dengan sistem yang ketat ini, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, sekaligus menghindari penyalahgunaan dana publik.
Meski tantangan etika dan tata kelola masih menghantui, tren peningkatan partisipasi penelitian menunjukkan bahwa dunia pendidikan tinggi Indonesia tetap bergerak menuju arah yang positif.
