Hari terpendek bukan berarti siang lebih singkat atau malam lebih panjang. Dalam konteks ilmiah, yang dimaksud sebagai hari terpendek adalah durasi waktu rotasi Bumi pada porosnya yang berlangsung sedikit lebih cepat dari biasanya. Salah satu tanggal yang menjadi sorotan tahun ini adalah 5 Agustus 2025, yang mengalami percepatan rotasi sekitar 1,25 milidetik lebih singkat dari 24 jam normal.
Fenomena ini telah dipantau sejak beberapa tahun terakhir dan menjadi perhatian para ilmuwan karena menunjukkan bahwa rotasi Bumi tidak selalu stabil. Ada banyak faktor dinamis yang memengaruhi kecepatan rotasinya dari waktu ke waktu.
Rotasi Bumi Tidak Selalu Konsisten
Dalam sistem waktu modern, satu hari didefinisikan sebagai 86.400 detik (24 jam). Namun, pada kenyataannya, rotasi Bumi tidak selalu tepat 24 jam. Perbedaan kecil dalam milidetik ini biasanya tidak terasa dalam kehidupan sehari-hari, namun penting bagi sistem presisi seperti satelit, GPS, dan waktu dunia (UTC).
Sejak tahun 2020, para ilmuwan mulai mencatat bahwa rotasi Bumi mengalami percepatan yang membuat beberapa hari menjadi lebih pendek dari biasanya. Salah satu yang terbaru dan signifikan adalah 5 Agustus 2025, yang termasuk dalam daftar hari-hari dengan durasi rotasi terpendek selama beberapa dekade terakhir.
Mengapa Rotasi Bumi Bisa Lebih Cepat?
Rotasi Bumi dipengaruhi oleh sejumlah faktor internal dan eksternal. Meskipun hanya terjadi dalam skala milidetik, perubahan ini bisa disebabkan oleh beberapa mekanisme berikut:
1. Pergerakan Inti Bumi
Di bawah permukaan Bumi, terdapat inti cair yang berputar dalam kecepatan berbeda dari kerak luar. Perubahan dalam dinamika inti ini dapat memengaruhi momentum rotasi planet secara keseluruhan. Beberapa studi menunjukkan bahwa perubahan aliran logam cair di inti Bumi bisa memicu percepatan atau perlambatan rotasi.
2. Efek Pasang Surut Bulan
Gravitasi Bulan memengaruhi Bumi melalui gaya pasang surut. Dalam beberapa konfigurasi tertentu, posisi Bulan justru dapat memberikan dorongan kecil yang mempercepat rotasi Bumi. Hal inilah yang terjadi dalam periode Juli hingga Agustus 2025, di mana efek tidal menyebabkan beberapa hari berlangsung lebih cepat dari biasanya.
3. Distribusi Massa di Permukaan Bumi
Perubahan besar di permukaan, seperti mencairnya es kutub, perpindahan air laut, atau gempa bumi besar, juga dapat memengaruhi rotasi Bumi. Saat massa berpindah dari satu tempat ke tempat lain, ini akan memengaruhi momentum sudut planet.
4. Perubahan Tekanan Atmosfer dan Angin
Sirkulasi udara dalam atmosfer dan pola angin global, terutama di lapisan atas atmosfer, juga dapat memberikan pengaruh kecil pada rotasi Bumi. Perubahan musim, suhu global, dan aktivitas badai turut memberikan dorongan atau hambatan pada kecepatan rotasi.
Hari-Hari Terpendek Tahun 2025
Meskipun 5 Agustus cukup menonjol, bukan hanya hari itu yang menunjukkan percepatan. Berikut beberapa tanggal penting yang tercatat sebagai hari-hari terpendek sepanjang 2025:
- 10 Juli 2025: −1,36 milidetik dari 24 jam (terpendek sejauh ini)
- 22 Juli 2025: −1,34 milidetik
- 9 Juli 2025: −1,30 milidetik
- 5 Agustus 2025: −1,25 milidetik
Perubahan ini sangat kecil—kurang dari seperdua ribu detik—tetapi sangat penting dalam dunia sistem waktu global. Jika tren percepatan ini terus berlanjut dalam beberapa tahun, para pakar waktu internasional mungkin akan melakukan penyesuaian waktu dunia, seperti mengurangi satu detik dari UTC (negative leap second).
Apakah Perubahan Ini Terasa bagi Manusia?
Percepatan rotasi Bumi dalam skala milidetik tidak berdampak langsung pada aktivitas sehari-hari manusia. Kita tidak bisa merasakan perbedaan 1 milidetik secara fisik. Namun, dalam sistem teknologi presisi tinggi, perbedaan sekecil itu sangat signifikan.
Beberapa sistem yang sangat sensitif terhadap waktu presisi antara lain:
- GPS dan navigasi satelit
- Komunikasi global
- Jaringan keuangan dan perbankan
- Stasiun luar angkasa dan peluncuran roket
Jika perbedaan waktu terus menumpuk tanpa koreksi, maka bisa mengganggu sinkronisasi pada sistem-sistem tersebut. Oleh karena itu, organisasi seperti International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS) rutin memantau perubahan ini dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Akankah Ada Konsekuensi Jangka Panjang?
Perubahan rotasi Bumi merupakan hal alami yang telah berlangsung selama miliaran tahun. Kadang melambat, kadang mempercepat. Namun, yang menarik adalah percepatan rotasi yang terjadi dalam lima tahun terakhir cukup konsisten, sehingga menimbulkan banyak diskusi dalam komunitas ilmiah.
Jika percepatan ini berlanjut dalam dekade berikutnya, mungkin akan dibutuhkan penyesuaian sistem waktu secara global. Belum pernah sebelumnya kita mengurangi detik dari waktu dunia (negative leap second), dan jika hal itu terjadi, maka akan menjadi tonggak baru dalam sejarah pengukuran waktu.
Rotasi Bumi Berlangsung Lebih Sedikit
5 Agustus 2025 memang menjadi hari yang spesial, bukan karena fenomena langit atau perayaan besar, tetapi karena durasi rotasi Bumi yang berlangsung sedikit lebih singkat dari biasanya. Meski tidak berdampak langsung pada manusia, ini menunjukkan bahwa Bumi adalah planet yang dinamis dan terus berubah.
Fenomena seperti ini menjadi pengingat bahwa ilmu pengetahuan terus berkembang, dan pengamatan mendetail terhadap hal-hal kecil seperti rotasi harian Bumi bisa memberikan wawasan besar terhadap bagaimana planet ini bekerja. Di era teknologi saat ini, ketepatan waktu menjadi fondasi banyak sistem global, dan setiap milidetik punya makna penting.