Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Observatorium Bosscha memastikan bahwa gerhana Bulan total 7–8 September 2025 akan melintasi sebagian besar wilayah Indonesia. Fenomena alam ini terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan berada pada satu garis lurus, sehingga Bulan masuk ke dalam bayangan inti (umbra) Bumi.
Menurut data BMKG, gerhana akan berlangsung selama 5 jam 26 menit 39 detik dengan tujuh fase berbeda. Dimulai dari gerhana penumbral pada Minggu (7/9/2025) pukul 22.28 WIB, gerhana sebagian pada pukul 23.27 WIB, lalu fase totalitas yang dimulai pukul 00.30 WIB. Puncaknya tercatat pada pukul 01.11 WIB, sebelum berakhir pada fase penumbra terakhir pukul 03.55 WIB. Durasi totalitas, saat Bulan tampak merah atau yang dikenal dengan istilah blood moon, akan berlangsung selama 1 jam 22 menit 6 detik.
Peristiwa ini tidak hanya penting dari sisi astronomi, tetapi juga memiliki nilai edukasi tinggi. BMKG bahkan menyiapkan siaran langsung pengamatan gerhana melalui laman resmi mereka, sementara Observatorium Bosscha menggelar livestream kolaborasi dari 22 titik lokasi di Indonesia, termasuk Aceh, Jakarta, Yogyakarta, Malang, Kupang, hingga Maumere.
“Gerhana ini menjadi ajang kolaborasi komunitas astronomi dari berbagai daerah. Selain memberikan edukasi, kegiatan pengamatan bersama juga dapat mempererat keterhubungan masyarakat melalui ilmu pengetahuan,” tulis akun resmi Bosscha Observatory di media sosial.
Bagi umat Islam, gerhana Bulan juga memiliki makna spiritual. Ulama menganjurkan pelaksanaan shalat khusuf saat fenomena ini berlangsung. Beberapa masjid besar di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta telah mengumumkan akan menggelar shalat gerhana berjamaah pada malam ini.
Fenomena blood moon terakhir kali terjadi pada November 2022, sehingga kehadiran gerhana tahun ini menjadi salah satu peristiwa astronomi paling dinanti. Para astronom mengingatkan bahwa meskipun gerhana ini bisa dilihat tanpa alat bantu, masyarakat yang ingin mengabadikan momen dianjurkan menggunakan kamera dengan lensa telefoto atau teleskop untuk mendapatkan hasil visual lebih jelas.
Dengan durasi panjang dan cakupan luas, gerhana Bulan total 7–8 September 2025 diperkirakan akan menjadi momen penting bagi pengamatan astronomi, baik bagi masyarakat umum maupun kalangan ilmuwan.