Pergantian pucuk Kementerian Keuangan kembali mencuri perhatian publik pada Senin (8/9/2025). Presiden Prabowo Subianto resmi menunjuk Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan, menggantikan Sri Mulyani Indrawati dalam reshuffle Kabinet Merah Putih.
Pelantikan ini berlangsung mengejutkan. Purbaya mengaku baru menerima kabar penunjukan sekitar 3,5 jam sebelum upacara di Istana Negara. Meski singkat, momen itu menandai transisi besar dalam pengelolaan keuangan negara.
Pria kelahiran Bogor, 7 Juli 1964 ini dikenal sebagai sosok ekonom dengan latar belakang akademik mumpuni. Setelah menuntaskan pendidikan sarjana Teknik Elektro di Institut Teknologi Bandung (ITB), ia melanjutkan studi hingga meraih MSc dan Ph.D. di bidang Ilmu Ekonomi dari Purdue University, Amerika Serikat. Perpaduan disiplin teknik dan ekonomi ini membentuk perspektif analitis dalam setiap kiprah profesionalnya.
Karier Purbaya tidak bisa dilepaskan dari dunia keuangan dan birokrasi. Ia pernah menjabat sebagai Direktur Utama Danareksa Sekuritas, staf khusus dan deputi di berbagai kementerian, hingga posisi strategis di Kantor Staf Presiden. Sejak 3 September 2020, ia dipercaya memimpin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan melindungi dana masyarakat.
Respon pasar terhadap pengangkatan Purbaya terbilang dinamis. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat turun sekitar 1,3%, sementara rupiah menguat sekitar 0,7%. Pergerakan ini mencerminkan harapan sekaligus kekhawatiran atas arah kebijakan fiskal yang akan ditempuh.
Beberapa analis menilai, tantangan terbesarnya terletak pada menjaga disiplin fiskal di tengah agenda besar pemerintahan. Program makan siang sekolah setara 1,5% dari PDB dan peningkatan belanja pertahanan berpotensi menguji batas defisit. Di sisi lain, Purbaya menegaskan optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi hingga 8% masih bisa dicapai jika kebijakan dijalankan dengan konsisten.
Dengan pengalaman panjang dan rekam jejak teknokrat, Purbaya dipandang mampu membawa perspektif baru dalam mengelola APBN. Kini, perhatian publik tertuju pada bagaimana ia menyeimbangkan ambisi pembangunan dengan kebutuhan menjaga stabilitas ekonomi nasional.