Mojokerto – Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menerima kunjungan studi lapangan dari angkatan VIII Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Maluku. Dalam kunjungan ini, Wali Kota memaparkan rencana pengembangan Kota Mojokerto sebagai destinasi pariwisata dengan proyek Taman Bahari Mojopahit yang akan menjadi ikon wisata kota. Dia juga menyebutkan potensi sejarah Kota Mojokerto yang pernah menjadi tempat tinggal Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia, selama 8 tahun. Ning Ita, panggilan akrab Wali Kota, berencana membangun Gallery Soekarno masa kecil untuk memajukan sejarah dan literasi digital di kota tersebut.
“Saya sudah menulis buku tentang jejak Soekarno di Kota Mojokerto dan nanti bisa dibagikan sebagai cindera mata,” ungkap Ning Ita di Sabha Mandala Madya Balai Kota Mojokerto, Senin (7/8/2023).
Sejarah dan Potensi Kota Mojokerto
Ning Ita mengungkapkan tempat bermain Soekarno adalah Balai Kota Mojokerto, yang kini ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Dia menjelaskan bahwa Presiden Soekarno dulu bersekolah di SDN Purwotengah dan SMPN 2 Kota Mojokerto, yang juga telah ditetapkan sebagai cagar budaya dan didaftarkan ke Kemendikbudristek. Tempat-tempat tersebut telah dikunjungi oleh beberapa tokoh nasional. Rencananya, akan dibangun Gallery Soekarno masa kecil yang berfokus pada literasi dan digitalisasi, membedakan dirinya dari museum konvensional.
“Presiden Soekarno dulu sekolah di SDN Purwotengah Kota Mojokerto dan SMPN 2 Kota Mojokerto. Kedua sekolah tersebut sudah kami tetapkan sebagai bangunan cagar budaya dan sudah kami daftarkan ke Kemendikbudristek,” jelas Ning Ita.
“Kami juga sudah membuat grand design yang saat ini masih dalam proses untuk bisa mendapatkan persetujuan dari pemerintah pusat. Mengingat hal ini bangunan cagar budaya, maka kami tidak berani membangun, merevitalisasi ataupun merestorasi karena undang-undangnya jelas, salah bisa berakibat pidana,” terang Ning Ita.
Lebih lanjut dikatakannya, semoga di tahun depan hasil koordinasi dengan lintas Kementerian ini bisa segera dilakukan restorasi sebagian.
“Harapannya, tempat bersejarah itu akan dibangun sesuai dengan grand design yang kami ajukan yakni Gallery Soekarno masa kecil. Disana akan ada pusat literasi tentang Soekarno di masa kecil tetapi semuanya disajikan dalam skema digitalisasi. Tidak lagi seperti museum-museum yang menghadirkan barang-barang bersejarah namun barang-barang bersejarahnya juga ada seperti papan tulis, bangku sekolah dan lonceng sekolah,” papar Ning Ita.
Ning Ita menyebutkan, hal ini merupakan sejarah besar yang ada di Kota Mojokerto. Itulah yang menjadi penyemangat motivasi meskipun Kota Mojokerto terbatas sumber daya alamnya tetapi Kota Mojokerto punya potensi sumber daya manusia yang luar biasa.
“Kami punya semangat kebesaran dan kejayaan Majapahit. Itulah semangat yang ada di dalam darah kami. Kami optimis Kota Mojokerto bisa menjadi kota yang memiliki daya saing dan kemandirian. Saya kira hasil-hasil dari kerja kami itu bisa dilihat secara nyata didalam setiap indikator kinerja. Setiap indikator kinerja ini mengalami peningkatan yang graduated. Artinya kerja kami tidak sia-sia,” tandas Ning Ita.
Semangat Kota Mojokerto dan Kerjasama dengan BPSDM Maluku
Faizal Ahmad dari BPSDM Provinsi Maluku memberi apresiasi terhadap inovasi sumber daya manusia Kota Mojokerto, termasuk Inovasi GAYATRI, Inovasi SIPANDU, Inovasi SIMOKER, dan Inovasi GEMPA GENTING. Ia menjelaskan bahwa kerjasama telah terjalin antara BPSDM Provinsi Maluku dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mempelajari best practice dari kota maju, seperti Kota Mojokerto.
“Inovasi sumber daya manusia Kota Mojokerto sangat luar biasa. Contohnya seperti Inovasi GAYATRI, Inovasi SIPANDU, Inovasi SIMOKER dan Inovasi GEMPA GENTING. Semoga teman-teman peserta bisa menerapkan di Provinsi Maluku,” ucap Faizal.
Faizal menjelaskan, BPSDM Provinsi Maluku sudah membangun kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Kemudian kami berkonsultasi ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Kota/Kabupaten mana yang maju di Provinsi Jawa Timur. Saat itu kami diberitahu ada beberapa Kota/Kabupaten di Jawa Timur yang maju perkembangannya. Pilihan kami ke Kota Mojokerto karena kami tertarik dengan sumber daya alam yang sedikit tapi kota ini maju. Jadi Kota Mojokerto ini sama seperti Singapura dan Jepang. Sumber daya alamnya sedikit namun sumber daya manusianya luar biasa,” terang Faizal.
Tujuan Kunjungan BPSDM
Faizal Ahmad menjelaskan tujuan studi lapangan BPSDM Provinsi Maluku ke Kota Mojokerto, yaitu membantu peserta menemukan praktik terbaik dalam manajemen organisasi. Meningkatkan kinerja organisasi, serta mengurangi biaya melalui pencegahan kesalahan dan penyederhanaan proses. Ia memuji kemajuan Kota Mojokerto dengan sumber daya manusia yang luar biasa, meskipun sumber daya alamnya terbatas. Kunjungan ini juga menjadi inspirasi bagi Provinsi Maluku dalam meningkatkan pengelolaan sumber daya manusia dan pengembangan organisasi mereka.
Faizal menyebutkan, total ada 40 peserta dari Provinsi Maluku yang hadir di acara ini. Mereka terdiri dari 14 peserta perwakilan Pemkab Maluku Tengah, 17 peserta perwakilan Pemkab Buru Selatan, 5 peserta perwakilan Pemkab Seram Bagian Timur dan 4 peserta perwakilan Pemkot Ternate.
