Dalam dunia yang kerap memandang sebelah mata latar belakang pendidikan keagamaan, sosok dr. Dara Ayu Panjaitan hadir membuktikan sebaliknya.
Lulusan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Asahan ini berhasil menembus Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU)—salah satu jurusan dan kampus ternama di tanah air—meski dengan segala keterbatasan.
Sejak kecil, Dara Ayu telah memiliki cita-cita menjadi dokter. Ketertarikannya pada dunia kesehatan dimulai sejak duduk di bangku madrasah ibtidaiyah, ketika aktif menjadi “dokter cilik”. Semangat itu terus tumbuh saat ia aktif di Palang Merah Remaja (PMR) selama di madrasah tsanawiyah hingga aliyah.
Saat duduk di MAN Asahan, Dara dikenal sebagai siswa yang selalu mencetak prestasi. Ia menyandang Juara Umum 1 sejak kelas X hingga kelas XII, serta pernah meraih Juara 1 Kompetisi Sains Madrasah tingkat Kabupaten Asahan. Namun, meski secara akademik ia kuat, secara ekonomi keluarganya sedang menghadapi ujian berat.
Ketika hendak mendaftar ke perguruan tinggi, keluarga Dara sedang mengalami masa sulit. Sang ayah mengalami kecelakaan ditabrak oleh remaja mabuk, menyebabkan kakinya patah.
Saat itu, Dara mulai menyadari bahwa untuk menjadi dokter bukan hanya butuh kemampuan, tetapi juga biaya yang besar.
Dara tidak menyerah. Ia mencari informasi tentang beasiswa Bidikmisi dan memberanikan diri mendaftar Fakultas Kedokteran USU melalui jalur SNMPTN.
Meski sempat ragu karena tidak ada kakak kelasnya yang berhasil masuk ke fakultas itu dari madrasah yang sama, ia tetap berjuang dan tawakal.
“Awalnya saya pasrah, karena jalurnya sulit dan saya sadar kondisi kami saat itu,” ujarnya.
Tapi doa yang terus dipanjatkan, usaha yang tak kenal lelah, dan dukungan penuh orangtuanya akhirnya membuahkan hasil. Dara dinyatakan lulus SNMPTN FK USU dengan beasiswa Bidikmisi.
“Saat dinyatakan lulus itu rasanya seperti mimpi, seakan tidak percaya. Pastinya sangat terharu sekali, Alhamdulillah Allah telah mengabulkan doa-doa kami,” kenang Dara penuh haru.
Kini, Dara Ayu Panjaitan bukan hanya simbol prestasi dan tekad, tapi juga bukti nyata bahwa madrasah bisa mencetak insan berkualitas yang mampu bersaing di dunia akademik tinggi.
Ia siap mengabdikan dirinya sebagai dokter untuk masyarakat, membayar segala pengorbanan dan harapan yang telah dititipkan padanya sejak dini.