Cianjur – Gunung Padang kembali menjadi pusat sorotan dunia. Situs megalitikum yang berdiri sunyi di Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, ini ternyata menyimpan teka-teki peradaban yang mengguncang dasar-dasar sejarah modern. Di balik susunan batu yang tampak biasa, tersimpan jejak teknologi purba yang belum mampu dijelaskan secara ilmiah.
Batu-batu panjang berpenampang segi lima tersusun dalam pola orientasi timur-barat dan utara-selatan—berbeda total dengan formasi alami columnar joint yang umumnya tegak. Riset geolistrik dan georadar yang dilakukan oleh geolog Dr. Danny Hilman pada 2013 menunjukkan bahwa struktur di bawah permukaan situs bukanlah tanah alami, melainkan bangunan buatan yang terpendam berlapis-lapis.
Lebih mencengangkan, pengujian karbon oleh laboratorium Beta Analytic di Amerika Serikat memperkirakan usia lapisan dasar Gunung Padang mencapai 14.000 tahun. Jika benar, ini menjadikan situs tersebut lebih tua dari Piramida Giza di Mesir atau Stonehenge di Inggris, dan bahkan menggoyang fondasi sejarah peradaban global.
Temuan lain dari ekskavasi arkeologi 2013 yang dipimpin Dr. Ali Akbar dari Universitas Indonesia semakin memperkuat dugaan ini. Sebuah logam berkarat sepanjang 10 sentimeter ditemukan di lereng timur pada kedalaman satu meter, serta sambungan batu yang mengindikasikan adanya teknik konstruksi maju.
“Ini bukan sekadar tumpukan batu. Ada sistem, ada teknologi, bahkan ada logam dalam artefak yang ditemukan,” ujar Ali Akbar.
Pengeboran hingga 15 meter di Teras 5 menemukan pasir dengan kandungan kuarsa, oksida besi, dan silikat gelas—komposisi yang terlalu kompleks untuk proses alami. Salah satu penemuan paling ikonik adalah artefak batu yang menyerupai senjata, dijuluki sementara “Kujang Gunung Padang”. Artefak itu menunjukkan keahlian pemahatan dengan simetri dan spiral kompleks, dan mengandung unsur metal tersebar merata.
Hasil laboratorium oleh Dr. Bagus Endar (ITB) dan peneliti Dr. Didit Ontowirjo menegaskan adanya kandungan metal dan serat menyerupai kawat dalam artefak, memperkuat dugaan bahwa teknologi tinggi pernah hadir di situs ini.
Banyak peneliti meyakini, Gunung Padang bukan hanya situs arkeologi biasa, melainkan jejak peradaban teknologi tinggi yang terlupakan. Situs ini membawa pesan sunyi dari masa lalu bahwa Nusantara mungkin pernah menjadi pusat peradaban dunia jauh lebih tua dan maju dari yang pernah kita bayangkan.
Kini, pertanyaannya menggema di antara para ilmuwan dan sejarawan dunia: apakah kita siap menerima bahwa sejarah umat manusia perlu ditulis ulang?
