Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Universitas Cipasung Tasikmalaya Adakan Pelatihan Media Digital STEAM untuk Guru KKG Wiradadaha 1

Curug Malela: Niagara Mini di Jantung Hutan Jawa Barat

Kyoto Kerek Tarif Wisata Demi Selamatkan Warisan Budaya

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Jumat, 14 November 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Jutaan Kelas Menengah Indonesia Turun Kasta

Penurunan kelas menengah memberikan dampak besar pada perekonomian nasional dan daya beli masyarakat.
AssyifaAssyifa14 Desember 2024 Ekonomi
Penurunan kelas menengah Indonesia
Jutaan anggota kelas menengah Indonesia mengalami penurunan status sosial.
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Jakarta – Jumlah kelas menengah di Indonesia mengalami penurunan signifikan dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), jumlahnya turun dari 57,33 juta orang pada 2019 menjadi 48,27 juta orang pada 2023, atau turun sekitar 18,8 persen. Penurunan sebesar 9,06 juta jiwa ini mencerminkan tantangan besar bagi perekonomian Indonesia.

Penurunan jumlah kelas menengah ini juga berdampak pada melemahnya daya beli masyarakat. Kepala Pusat Riset Ekonomi Makro dan Keuangan BRIN, Zamroni Salim, menyebut bahwa terbatasnya lapangan pekerjaan menjadi salah satu penyebab utama.

“Penurunan kelas menengah berkaitan dengan terbatasnya lapangan pekerjaan, yang kemudian memengaruhi pertumbuhan produksi,” ujarnya pada Sabtu (14/12/2024) sebagaimana diberitakan CNBC Indonesia.

Standar kemiskinan Indonesia juga menjadi perhatian. Bank Dunia menetapkan garis kemiskinan pada pengeluaran Rp877.629 per bulan, sementara Badan Pusat Statistik (BPS) menetapkan angka lebih rendah, yakni di bawah Rp600 ribu. Perbedaan ini mengindikasikan tantangan dalam pengelompokan sosial dan politis masyarakat.

Selain itu, kelompok masyarakat rentan miskin meningkat dari 54,97 juta orang atau 20,56 persen pada 2019, menjadi 67,69 juta orang atau 24,23 persen pada 2024. Hal ini menunjukkan banyak golongan kelas menengah yang jatuh ke kelompok rentan miskin.

Menurut Andrinof Chaniago, mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), penurunan kelas menengah ini tidak sepenuhnya dipicu pelemahan ekonomi, melainkan buruknya distribusi ekonomi. Andrinof menyebut sektor-sektor dengan profit tinggi seperti pertambangan tidak memberikan dampak ekonomi yang inklusif.

“Distribusinya buruk. Sektor seperti tambang hanya dikuasai oleh sedikit pihak, sementara jumlah pekerjanya pun terbatas,” jelas Andrinof.

Ia menambahkan bahwa sektor yang mampu menggerakkan ekonomi inklusif, seperti manufaktur, menghadapi tantangan besar. Biaya produksi tinggi dan pasar terbuka untuk produk luar negeri menjadi penghambat utama. Akibatnya, banyak pelaku usaha akhirnya memilih sektor ekstraktif seperti kelapa sawit, batu bara, dan nikel yang menawarkan margin tinggi.

“Dengan risiko rendah dan margin tinggi, sektor ekstraktif menjadi pilihan utama dibandingkan industri manufaktur,” tuturnya.

Penurunan kelas menengah ini menjadi sinyal bahwa pemerintah perlu memperbaiki distribusi ekonomi, meningkatkan investasi pada sektor inklusif, serta menciptakan lebih banyak lapangan kerja agar kelompok ini dapat kembali tumbuh.

BRIN Distribusi Ekonomi Ekonomi Indonesia Kelas Menengah Lapangan Kerja
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous Article10 Juta Keluarga Indonesia Tak Punya Rumah, Backlog Meningkat
Next Article Singapura Kalahkan Timor Leste 3-0 di ASEAN Cup 2024

Informasi lainnya

Dato Sri Tahir: Purbaya Sosok Tepat Atasi Tantangan Ekonomi Nasional

11 November 2025

Fenomena Clipper, Profesi Baru yang Bikin Sarjana Geleng Kepala

5 November 2025

Gelombang PHK Global 2025: Amazon hingga Nestlé Pangkas Ribuan Pekerja

31 Oktober 2025

Menkeu Purbaya Pertimbangkan Pemangkasan PPN Tahun 2026

15 Oktober 2025

Pangkas TKD Rp227 T, Menkeu Minta Pemda Berbenah

3 Oktober 2025

BP-Vivo Batalkan Pembelian BBM Pertamina

3 Oktober 2025
Paling Sering Dibaca

Paradoks Pembangunan Desa

Editorial Udex Mundzir

5 Operasi yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan, Cek Sebelum Berobat

Daily Tips Assyifa

Hukum Promosi ‘Beli Tiga Dapat Empat’ dalam Islam

Islami Assyifa

6 Alasan Mengapa Suami Harus Memeluk Istri Setiap Hari

Happy Alfi Salamah

Jejak Warisan dan Peluang di Desa Krampon

Editorial Udex Mundzir
Berita Lainnya
Hukum
Alwi Ahmad20 September 2023

Antusias Siswa SMPN 3 Samarinda Ikuti Jaksa Masuk Sekolah

Fenomena Clipper, Profesi Baru yang Bikin Sarjana Geleng Kepala

Universitas Cipasung Tasikmalaya Cetak Guru Inovatif Lewat STEAM

Minat Masyarakat Positif, Okupansi Kereta Cepat Whoosh Stabil

APBD Kutim Turun Drastis, Pemkab Upayakan TPP ASN Tetap Aman

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.