Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Lepaskan Ketegangan, Raih Kedamaian

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Jumat, 24 Oktober 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Kaltim Hadapi Rendahnya Partisipasi Pemilih: Kecewa Akan Janji Calon

Untuk mengatasi masalah ini, perlu dilakukan berbagai upaya yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga penyelenggara pemilu, dan masyarakat
Adit MusthofaAdit Musthofa19 Juli 2023 Daerah
Suasana simulasi Pemilu 2024, di kantor Komisi Pemilihan Umum, Jakarta
Suasana simulasi Pemilu 2024, di kantor Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Selasa (22/3/2022). (kompas/Hendra)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Samarinda – Pengamat politik dari Universitas Mulawarman Samarinda, Budiman menyatakan bahwa banyak negara, termasuk Indonesia dan Kaltim, menghadapi tantangan dalam meningkatkan partisipasi pemilih dan mengatasi masalah golput, yang mana Kaltim mengalami tingkat partisipasi pemilih yang rendah pada tahun 2020.

“Untuk mengatasi masalah ini, perlu dilakukan berbagai upaya yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga penyelenggara pemilu, dan masyarakat,” ujar Budiman di Samarinda, Rabu (19/7/2023).

Dikemukakannya, penyelenggara maupun peserta pemilu penting untuk memahami faktor-faktor yang membuat orang enggan datang ke Tempat Pemilihan Suara (TPS) atau memilih golput. Salah satu faktor adalah kekecewaan terhadap kinerja para calon atau partai politik yang ada.

Kekecewaan ini bisa timbul karena janji-janji yang tidak dipenuhi atau kurangnya kepercayaan terhadap integritas dan kompetensi calon.

“Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas calon dan memperbaiki citra politik agar masyarakat memiliki harapan yang lebih besar terhadap pemilihan,” katanya.

Selain itu, kata Budiman, masih banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya ikut serta dalam proses demokrasi. Sejumlah masyarakat tidak menyadari bahwa masa depan daerah atau negara ditentukan oleh pilihan mereka.

“Itulah perlu dilakukan sosialisasi yang intensif dan efektif untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya partisipasi dalam pemilihan umum,” ucapnya.

Budiman menyampaikan, sosialisasi ini dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti kampanye di sekolah-sekolah, kampus-kampus, media sosial, dan komunitas-komunitas masyarakat.

“Lembaga penyelenggara pemilu, seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), juga memiliki peran penting dalam meningkatkan partisipasi pemilih,” imbuhnya.

Menurutnya, penyelenggara harus aktif dalam mengedukasi masyarakat tentang proses pemilihan, hak dan kewajiban pemilih, serta memberikan informasi yang jelas dan mudah diakses mengenai calon-calon yang bertarung dalam pemilihan.

Selain itu, mereka juga harus menjaga integritas dan independensi dalam menjalankan tugas mereka agar masyarakat memiliki kepercayaan yang lebih besar terhadap lembaga-lembaga ini.

Selain upaya dari pemerintah dan lembaga penyelenggara pemilu, partisipasi pemilih juga dapat ditingkatkan melalui peran aktif dari masyarakat itu sendiri.

“Setiap individu memiliki tanggung jawab untuk ikut serta dalam proses demokrasi dan memberikan suara mereka,” tandas Budiman.

Kendati demikian, perlu adanya kerjasama antara berbagai elemen masyarakat, seperti akademisi, pemuda, dan komunitas-komunitas masyarakat, untuk melakukan sosialisasi dan mengajak orang-orang untuk ikut memilih.

Selain sosialisasi, ujar Budiman, faktor aksesibilitas juga perlu diperhatikan. Pemerintah dan lembaga penyelenggara pemilu harus memastikan bahwa pemilih dapat dengan mudah mengakses tempat pemungutan suara.

“Terutama di daerah-daerah terpencil atau yang sulit dijangkau, langkah-langkah khusus perlu diambil untuk memastikan bahwa setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk memilih,” bebernya.

Selain itu, perlu juga dilakukan evaluasi terhadap kebijakan yang ada, seperti jadwal libur pada saat pemilihan umum.

Kebijakan ini harus dipertimbangkan agar tidak mengganggu partisipasi pemilih, terutama bagi mereka yang merencanakan perjalanan pulang kampung atau ke luar kota pada saat pemilihan.

“Kondisi itu pernah terjadi pada Pemilu sebelumnya,” tambahnya.

Jika memungkinkan, langkah-langkah fleksibel dapat diambil untuk memastikan bahwa semua pemilih memiliki kesempatan yang adil untuk ikut serta.

Ia mencetuskan, dalam menjalankan upaya untuk meningkatkan partisipasi pemilih, perlu adanya kerja sama yang erat antara pemerintah, lembaga penyelenggara pemilu, dan masyarakat.

“Tantangan ini tidak dapat diselesaikan oleh satu pihak saja, melainkan memerlukan kolaborasi dan komitmen dari semua pihak yang terlibat. Dengan langkah-langkah yang tepat dan upaya yang berkelanjutan, diharapkan partisipasi pemilih dapat meningkat dan golput dapat dihindari,” tutup Budiman.

Beberapa waktu lalu  Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kaltim Sufian Agus mengungkapkan, pada pilkada 2020 lalu, tingkat  partisipasi pemilih tertinggi ada di Kabupaten Mahakam Ulu dengan persentase 78,6 persen dari 26.544 Daftar Pemilih Tetap (DPT), diikuti Kutai Barat 71,97 persen dari 113.794 DPT, berikutnya Bontang 71,94 persen dari 121.694 DPT.

“Kemudian pada urutan tingkat partisipasi pemilih pada pilkada 2020 lalu ditempati Kabupaten Berau 70,43 persen dari 159.254 DPT,  lalu Paser 68,55 persen dari 187.877 DPT, dilanjutkan  Kutim 66,51 persen dari 232.641 DPT,” sebut Sufian Agus.

Urutan berikutnya Kota Balikpapan dengan angka partisipasi 60,13 persen dari  443.243 DPT, terus Kutai Kartanegara 57 persen dari 488.055 DPT dan terendah Samarinda 52,26 persen dari 576.981 DPT.

Berita Kaltim KPU Pemilu 2024
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticleSikap dan Model Kepemimpinan dalam NU: Antara Kepentingan dan Prinsip
Next Article Madinah Menjadi Tempat Percetakan Alquran Terbesar di Dunia

Informasi lainnya

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

21 Oktober 2025

Grand Opening PB IGOCIS 2025 Hidupkan Semangat Olahraga Tasikmalaya

4 Oktober 2025

Patung Sudirman Akan Dipindah demi Proyek TOD Dukuh Atas

3 Oktober 2025

Gempa 5,7 SR Guncang Banyuwangi, Getaran Terasa hingga Lombok

25 September 2025

Pramono Tegaskan Tanggul Beton Cilincing Bukan Urusan DKI

11 September 2025

PKS Kukar Lantik Pengurus Baru, Musda VI Jadi Ajang Konsolidasi

7 September 2025
Paling Sering Dibaca

Memisah Pemilu, Memecah Stabilitas

Editorial Udex Mundzir

Tips Menghemat Tenaga Bagi Jamaah Menuju Puncak Haji

Islami Alfi Salamah

Kesehatan Tubuh: Kunci Kesuksesan Jamaah Haji Lansia dan Risti

Islami Alfi Salamah

Tips Move On Ala Ustaz Hanan Attaki

Islami Assyifa

Koneksi dengan Allah Harus Lebih Kuat

Islami Assyifa
Berita Lainnya
Kesehatan
Alfi Salamah23 Oktober 2025

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Kasus Radiasi Cikande Masuk Tahap Penyidikan, PT PMT Dianggap Lalai

Trump Resmikan Fase Dua Kesepakatan Gencatan Gaza

Menkeu Purbaya Pertimbangkan Pemangkasan PPN Tahun 2026

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.