Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Curug Malela: Niagara Mini di Jantung Hutan Jawa Barat

Kyoto Kerek Tarif Wisata Demi Selamatkan Warisan Budaya

DPRD Kutim Desak Efisiensi Anggaran, Peringatkan Potensi Sanksi

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Kamis, 13 November 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Keindahan Ranu Kumbolo, Surga Tersembunyi di Punggung Semeru

Danau vulkanik di ketinggian ini bukan hanya indah, tapi juga sarat sejarah dan spiritualitas.
Alfi SalamahAlfi Salamah3 September 2025 Travel
Ranu Kumbolo
Pendakian di Ranu Kumbolo (Pntrs)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Ranu Kumbolo, atau Danau Kumbolo, adalah surga kecil di jalur pendakian Gunung Semeru. Terletak di dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur, danau seluas 12 hektare ini berdiri di ketinggian sekitar 2.395 mdpl. Airnya jernih berkilau, dikelilingi perbukitan hijau, menciptakan panorama yang membuat siapa pun betah berlama-lama.

Bagi pendaki Semeru, Ranu Kumbolo adalah pemberhentian istimewa sebelum melanjutkan perjalanan menuju Mahameru, puncak tertinggi di Pulau Jawa. Banyak yang menyebutnya “oase di jalur pendakian” karena selain menawarkan keindahan, danau ini juga menjadi sumber air bersih yang sangat berharga.

Jejak Vulkanik dan Sejarah Alam

Secara geologis, Ranu Kumbolo merupakan danau vulkanik yang terbentuk dari bekas letusan gunung berapi. Jenis danau ini disebut maar, yaitu kawah yang digenangi air. Lokasinya berada di sudut Kaldera Jambangan, salah satu dari rangkaian kaldera dan kerucut vulkanik di Pegunungan Tengger-Semeru.

Kompleks pegunungan ini terbentuk sejak zaman Oligosen hingga Miosen, dan hingga kini masih menjadi salah satu lanskap vulkanik paling menakjubkan di Indonesia. Selain Ranu Kumbolo, ada pula danau lain yang lebih kecil di kawasan ini, seperti Ranu Pani, Ranu Regulo, dan Ranu Darungan. Namun, Ranu Kumbolo tetap menjadi yang terbesar dan paling indah.

Jejak Spiritual dan Prasasti Kuno

Keindahan Ranu Kumbolo ternyata juga menyimpan nilai sejarah dan spiritual. Di sekitar lokasi, ditemukan sebuah prasasti yang dipahat pada batu andesit. Prasasti tersebut bertarikh 1447 M dan menggunakan bahasa Jawa Kuno. Isinya menyebut seorang tokoh bernama Mpu Kameswara yang melakukan upacara tirthayatra di tempat ini.

Tradisi tersebut selaras dengan keyakinan masyarakat Tengger yang menganggap air Ranu Kumbolo suci. Hingga kini, air danau ini dipercaya memiliki daya menyucikan, sehingga wajib dijaga kesuciannya. Kepercayaan ini mempertegas bahwa Ranu Kumbolo bukan sekadar destinasi wisata, melainkan ruang spiritual yang dihormati.

Jalur Menuju Ranu Kumbolo

Ranu Kumbolo menjadi bagian dari jalur resmi pendakian Semeru. Pendakian biasanya dimulai dari Desa Ranu Pani di ketinggian 2.100 mdpl, tempat semua pendaki wajib melakukan registrasi, pemeriksaan kesehatan, dan pengecekan perlengkapan. Dari sana, perjalanan ditempuh sekitar 10 kilometer menuju danau, dengan waktu rata-rata tiga hingga empat jam.

Di sepanjang jalur, terdapat beberapa pos istirahat yang menjadi penanda perjalanan:

  • Pos 1 (Landengan Dowo, 2.266 mdpl): Jalur didominasi hutan cemara, dengan pondok peristirahatan di ujung tanjakan.
  • Pos 2 (Watu Rejeng, 2.390 mdpl): Area dengan tebing batu dramatis, sering dijadikan tempat beristirahat.
  • Pos 3 & 4: Jalur panjang menuju ketinggian lebih tinggi, sebelum akhirnya turun sedikit ke Ranu Kumbolo.

Setibanya di danau, pendaki biasanya langsung mendirikan tenda di area perkemahan yang telah disediakan. Tepian danau yang luas menjadi lokasi favorit, baik untuk beristirahat maupun menikmati keindahan langit malam yang dihiasi bintang.

Romantika di Tepian Danau

Ranu Kumbolo bukan hanya sekadar persinggahan. Banyak kisah romantis dan kenangan manis lahir di sini. Sunrise di Ranu Kumbolo dianggap salah satu yang terindah di Jawa Timur. Matahari perlahan muncul dari balik bukit, memantulkan cahaya ke permukaan danau yang berkilau keemasan. Suasana hening, dingin menusuk tulang, dan keindahan cahaya pagi membuat banyak pendaki merasa mendapatkan pengalaman spiritual tersendiri.

Bagi para pendaki yang melanjutkan perjalanan ke Semeru, Ranu Kumbolo adalah titik pengisian energi. Namun, bagi sebagian lain, danau ini justru menjadi tujuan utama. Banyak yang rela berhenti hanya sampai sini, memilih menghabiskan waktu di perkemahan, daripada melanjutkan jalur berat menuju Mahameru.

Pentingnya Menjaga Kelestarian

Keindahan Ranu Kumbolo adalah anugerah, tetapi juga tanggung jawab. Lonjakan jumlah pendaki seringkali menimbulkan masalah, terutama sampah dan kerusakan ekosistem sekitar. Beberapa tahun terakhir, pengelola TNBTS memperketat aturan, seperti kewajiban membawa turun kembali sampah dan membatasi jumlah pendaki per hari.

Kesadaran wisatawan sangat dibutuhkan agar Ranu Kumbolo tetap terjaga. Menikmati keindahan alam seharusnya berjalan beriringan dengan rasa hormat terhadap kesucian dan keberlangsungan ekosistem.

Ranu Kumbolo adalah perhentian yang memadukan keindahan, sejarah, dan spiritualitas. Sebagai danau vulkanik yang terhampar di jalur pendakian Semeru, ia menjadi saksi bisu perjalanan alam sekaligus manusia. Bagi siapa pun yang berkunjung, pengalaman di Ranu Kumbolo tidak berhenti pada panorama indahnya, tetapi juga pada rasa syukur dan kesadaran akan kebesaran alam.

Danau Vulkanik Ranu Kumbolo Travel Semeru Wisata Alam Jawa Timur
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticleNoel Akui Bersalah, Tolak Praperadilan Kasus K3
Next Article Empat Pimpinan Travel Diperiksa KPK Soal Kasus Kuota Haji

Informasi lainnya

Curug Malela: Niagara Mini di Jantung Hutan Jawa Barat

13 November 2025

Kyoto Kerek Tarif Wisata Demi Selamatkan Warisan Budaya

13 November 2025

Menepi di Jejeran Cemara & Laut Lepas Pangempang

28 Oktober 2025

Wae Rebo, Desa di Atas Awan yang Menyimpan Pesona Budaya dan Alam

15 September 2025

Curug Pelangi, Panorama Air dan Cahaya

3 September 2025

Eksotisme Gunung Papandayan, Surga Alam di Garut

5 Agustus 2025
Paling Sering Dibaca

Refleksi Kemenangan dan Kekalahan dalam Pilkada 2024

Editorial Udex Mundzir

Yang Mau Lanjutkan Bangun IKN, Silakan Patungan

Editorial Udex Mundzir

Kehidupan di Jepang, Perpaduan Tradisi dan Modernitas

Travel Alfi Salamah

Indonesia Memble Hadapi Tarif Trump

Opini Udex Mundzir

Menjadi Kepala Daerah

Gagasan Syamril Al-Bugisyi
Berita Lainnya
Hukum
Alwi Ahmad20 September 2023

Antusias Siswa SMPN 3 Samarinda Ikuti Jaksa Masuk Sekolah

Fenomena Clipper, Profesi Baru yang Bikin Sarjana Geleng Kepala

Minat Masyarakat Positif, Okupansi Kereta Cepat Whoosh Stabil

KPK Cetak Quattrick di Riau, Empat Gubernur Tersandung Korupsi

PB XIII Hangabehi Wafat, Takhta Keraton Surakarta Tunggu Pewaris Resmi

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.