Puasa merupakan salah satu ibadah yang akan mendapatkan ganjaran dari Allah SWT. Dalam Islam, dua jenis puasa yaitu wajib dan puasa. Salah satu contoh puasa sunnah yang bisa dilakukan oleh umat Muslim adalah puasa Arafah.
Pengertian Puasa Arafah
Mengutip dari buku ‘Puasa Wajib dan Sunnah yang Paling Dianjurkan’ karya Zainul Arifin, M.Pd.I, puasa yang dilakukan sebelum Idul Adha dikenal sebagai puasa Arafah. Puasa ini dilaksanakan bersamaan dengan persiapan para jemaah haji untuk menjalankan Wukuf di padang Arafah.
Puasa Arafah hanya boleh bagi mereka yang tidak melaksanakan ibadah haji. Jadi orang yang sedang berhaji tidak harus untuk melakukan puasa Arafah, mereka malah akan terkena makruh bila tetap kekeh untuk puasa Arafah.
Hadits riwayat Abu Hurairah RA, beliau berkata: “Rasulullah SAW melarang berpuasa pada hari Arafah saat berada di Arafah.” (HR Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Selain itu, dari buku Ajaibnya Puasa karya Ayi Yunus R terdapat suatu kisah yang menggambarkan kalau dahulu para sahabat berbeda pendapat terkait apakah Nabi Muhammad SAW berpuasa Arafah atau tidak.
Pendapat tersebut terbagi menjadi dua, ada yang berpendapat nabi berpuasa, ada juga meyakini tidak puasa, hingga Ummul Fadhl mengirimkan segelas susu kepada Nabi Muhammad SAW, ketika beliau Wukuf di atas untanya di Arafah. Kemudian Rasulullah SAW langsung meminum susu tersebut.
Maka dari pengalaman itu, para ulama menyimpulkan kalau puasa Arafah tidak harus untuk mereka yang sedang menunaikan ibadah haji.
Hukum dan Waktu Puasa Arafah
Dari buku meraih Surga Dengan Puasa Panduan Lengkap Puasa Setahun karya H. Herdiasnyah Achmad, LC menyebutkan hukum melaksanakan puasa Arafah bagi mereka yang berada di luar Arafah, dan waktu untuk pelaksanaan puasa Arafah.
Hukum melaksanakan puasa sunnah Arafah ialah sunnah muakadah, dan berlangsung pada tanggal 9 Zulhijah.
Keutamaan Puasa Arafah
Dari buku Panduan Terlengkap Ibadah Muslim “Sehari-Hari” karya KH. Muhammad Habibillah menyebutkan keutamaan yang kita ketika menjalankannya.
1.Diampuni Dosa Setahun Lalu dan Setahun yang Akan Datang
Dalam beberapa hadits Rasulullah SAW mengatakan bahwa umatnya yang menunaikan puasa Arafah akan terampuni dosanya setahun lalu dan setahun kemudian. Berikut ini hadits tersebut:
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ
Artinya: “Dan beliau (Rasulullah) ditanya mengenai puasa pada hari Arafah, maka beliau menjawab, ‘Dia menghapuskan (dosa) setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim).
Dalam hadits yang lain, Rasulullah SAW. bersabda:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنَّهُ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ.
Artinya: “Aku berharap kepada Allah agar puasa hari Arafah dapat menghapuskan (dosa) setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya.” (HR. Muslim).
2. Terbebas dari Api Neraka
Rasulullah SAW menegaskan pada hari Arafah Allah SWT akan membebaskan hamba-Nya dari api Neraka lebih banyak dari hari lainnya. Berikut ini haditsnya:
Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada hari yang Allah membebaskan hamba-hamba dari api neraka lebih banyak daripada pada hari Arafah.” (HR. Muslim).
3. Doa yang Paling Baik
Doa ketika hari Arafah menjadi doa yang paling baik. Rasulullah SAW bersabda:
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّوْنَ مِنْ قَبْلِي لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.
Artinya: “Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah. Dan, sebaik- baik yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah ucapan, ‘La ilaha illallah wahdahu la syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ʻala kulli sya-in qadir’ (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah, kecuali Allah semata; tidak ada sekutu bagi-Nya. Miliki-Nya segala kerajaan, segala pujian dan Allah yang menguasai segala sesuatu).” (HR. Tirmidzi).
Terbebas dari Api Neraka
Puasa Arafah adalah puasa sunnah berlangsung pada tanggal 9 Zulhijah, sehari sebelum Idul Adha. Berdasarkan hadits dan panduan dari para ulama, puasa ini tidak bagi mereka yang sedang menunaikan ibadah haji.
Keutamaannya sangat besar, antara lain mendapat ampunan dosa setahun lalu dan setahun yang akan datang, terbebas dari api neraka, dan mendapatkan doa yang paling baik. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya puasa ini bagi umat Muslim dalam meraih keutamaan dan pahala dari Allah SWT.