Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Lepaskan Ketegangan, Raih Kedamaian

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Kamis, 23 Oktober 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Membedah Tren Pembelian Barang Palsu di Dunia Fashion

Pilihan menentukan identitas: bijaklah dalam memilih apa yang kita kenakan.
ErickaEricka27 April 2025 Bisnis
Barang kw
Ilustrasi Produk Palsu (.inet)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Industri produk tiruan di sektor fashion terus berkembang pesat di Indonesia. Mulai dari tas, pakaian, hingga sepatu, barang palsu kini mudah ditemukan di pasaran dengan harga jauh lebih murah dibandingkan produk asli.

Menurut penelitian yang dipublikasikan di Gadjah Mada International Journal of Business oleh Iin Mayasari, sikap konsumen terhadap pembelian barang palsu dipengaruhi oleh faktor personal seperti integritas, novelty seeking (keinginan mencari hal baru), serta konsumsi berbasis status sosial.

“Keinginan mencoba sesuatu yang baru membuat konsumen lebih terbuka terhadap pembelian produk palsu,” ungkap hasil riset tersebut.

Namun, nilai integritas pribadi tetap menjadi faktor penting yang menahan kecenderungan ini. Konsumen dengan prinsip kuat lebih memilih tidak membeli produk palsu.

Selain faktor pribadi, aspek sosial juga sangat mempengaruhi. Rekomendasi dari teman atau komunitas meningkatkan niat seseorang untuk membeli produk tiruan.

Dalam banyak kasus, budaya kolektif membuat perilaku konsumtif terhadap barang palsu dianggap wajar dalam lingkungan sosial.

Sebaliknya, motivasi berbasis vanity seperti keinginan tampil menarik (physical vanity) dan memperlihatkan prestasi (achievement vanity) tidak berpengaruh signifikan. Ini menunjukkan bahwa pembelian barang palsu lebih

banyak didorong oleh dorongan sosial dan rasa penasaran, bukan sekadar gaya hidup mewah.

Meski konsumen sadar kualitas barang palsu lebih rendah, faktor harga murah dan penerimaan sosial tetap membuat produk-produk tiruan laris di pasaran.

Kerugian ekonomi akibat peredaran barang palsu di Indonesia pun sangat besar. Menurut data terbaru dari Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP) dan Institute for Economic Analysis of Law and Policy Universitas Pelita Harapan, kerugian akibat produk ilegal, termasuk barang palsu, mencapai sekitar Rp291 triliun pada tahun 2024 .

Angka ini mencakup potensi kehilangan penerimaan pajak dan hambatan besar terhadap pertumbuhan lapangan kerja di sektor formal.

Menghadapi realitas ini, peneliti menyarankan strategi inovatif seperti memperbanyak mass prestige brand—produk asli dengan harga lebih terjangkau tetapi tetap bergengsi.

Selain itu, edukasi konsumen tentang pentingnya mendukung produk orisinal dan penguatan regulasi perlindungan hak kekayaan intelektual menjadi langkah penting.

Masa depan industri fashion Indonesia tidak hanya ditentukan oleh kreativitas para pelaku bisnis, tetapi juga oleh kesadaran kolektif masyarakat untuk lebih menghargai keaslian dan membangun ekonomi yang lebih sehat.

Barang Palsu Fashion Pembelian Produk Tiruan Perilaku Konsumen Strategi Bisnis Fashion Tren Belanja Indonesia
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticleNomor HP Tidak Pernah Ganti 10 Tahun? Ini Tanda Kamu Layak Dipercaya
Next Article Danau Batu Bumbun Dikembangkan Jadi Wisata Andalan

Informasi lainnya

Kenapa Skill Jualan Jadi Kunci Hidup Mandiri

29 Agustus 2025

Mengapa Orang Kaya Rajin Berdonasi?

25 Juni 2025

Tren Paylater Melonjak, Saatnya Melek Finansial

19 Mei 2025

Gratis Ongkir Dibatasi, Saatnya Bisnis Logistik Lebih Sehat

19 Mei 2025

Saatnya Gen Z Pimpin Ekonomi Kreatif Digital

3 Mei 2025

Bank Digital Ubah Cara Kita Mengelola Uang

29 April 2025
Paling Sering Dibaca

Garuda Diselamatkan, Tapi Sampai Kapan?

Editorial Udex Mundzir

Negeri Pungli dan Pajak Tinggi

Editorial Udex Mundzir

Mike Tyson vs Jake Paul, Duel Fenomenal untuk Konten YouTube!

Editorial Udex Mundzir

Aurat dalam Islam dan Sikap terhadap Orang yang Tidak Menutup Aurat

Islami Udex Mundzir

Tren Global dan Peran Strategis Laporan Keberlanjutan

Bisnis Alfi Salamah
Berita Lainnya
Kesehatan
Alfi Salamah23 Oktober 2025

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Kasus Radiasi Cikande Masuk Tahap Penyidikan, PT PMT Dianggap Lalai

Trump Resmikan Fase Dua Kesepakatan Gencatan Gaza

Menkeu Purbaya Pertimbangkan Pemangkasan PPN Tahun 2026

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.