Menentukan usia yang tepat untuk memberikan ponsel kepada anak telah menjadi diskusi hangat dalam beberapa tahun terakhir. Di satu sisi, perkembangan teknologi menuntut adaptasi sejak dini. Namun di sisi lain, dampak negatifnya terhadap kesehatan mental dan sosial anak memerlukan perhatian serius. Beberapa ahli memberikan rekomendasi, tetapi tetap saja, tidak ada standar yang mutlak.
Penelitian dari organisasi Children and Screens menunjukkan bahwa usia minimal yang direkomendasikan untuk memberikan HP kepada anak adalah 11 tahun. Penundaan hingga usia 13 tahun untuk penggunaan media sosial juga disarankan demi mencegah paparan berlebihan terhadap konten digital yang mungkin belum sesuai untuk usia anak.
Rekomendasi itu didukung oleh hasil penelitian lain yang menunjukkan bahwa anak yang terpapar media sosial di usia dini sering kali mengalami masalah dalam hal kesehatan mental dan emosional.
Dalam konteks ini, penelitian dari Sapien Labs memberikan data penting bahwa kesehatan mental anak yang menerima smartphone pada usia terlalu dini cenderung lebih terganggu dibandingkan mereka yang baru mendapatkannya di usia remaja, sekitar 14 tahun atau lebih.
Anak yang terpapar ponsel dan media sosial sebelum usia yang cukup matang sering kali mengalami kecemasan, ketidakpercayaan diri, bahkan depresi. Paparan ini berpotensi memengaruhi perkembangan emosi dan kemampuan bersosialisasi, terutama bila penggunaannya tidak diawasi secara ketat oleh orang tua.
Namun, tidak bisa hanya mengacu pada usia sebagai faktor tunggal dalam menentukan kapan anak bisa memiliki ponsel. Kedewasaan anak dalam bersikap dan tanggung jawab juga menjadi aspek yang tak kalah penting.
Setiap anak memiliki tingkat perkembangan mental yang berbeda. Anak yang mampu menunjukkan kedewasaan dalam memahami aturan, serta memiliki kemampuan mengontrol waktu penggunaan teknologi, mungkin lebih siap untuk diberi tanggung jawab atas perangkat pribadi seperti HP.
Untuk meminimalkan dampak negatif penggunaan ponsel, orang tua disarankan menetapkan batasan waktu dan akses terhadap konten yang sesuai usia. Melakukan dialog terbuka tentang risiko dan manfaat teknologi juga dapat membantu anak memahami tanggung jawab yang menyertainya.
Edukasi mengenai etika digital, keamanan siber, dan penggunaan media sosial yang sehat adalah bagian dari persiapan yang penting sebelum anak memiliki ponsel.
Oleh karena itu, keputusan memberikan HP kepada anak sebaiknya bersifat individual dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi masing-masing keluarga. Orang tua perlu mempertimbangkan saran dari para ahli, namun juga tidak boleh mengabaikan perkembangan dan kedewasaan anaknya sendiri.
