Keajaiban alam ini berdiri megah di jantung Kalimantan Barat, membawa kebanggaan bagi masyarakat Indonesia. Bukit Kelam, batu raksasa setinggi 1002 meter di atas permukaan laut (mdpl), bukan sekadar bukit biasa, melainkan monolit terbesar yang pernah ditemukan di dunia. Lokasinya berada di Kota Sintang, sebuah wilayah yang masih menyimpan banyak kekayaan alam dan budaya lokal.
Banyak yang menyangka batu raksasa ini hanyalah mitos atau legenda semata. Namun faktanya, Bukit Kelam benar-benar nyata dan menjadi destinasi wisata favorit, terutama bagi para pecinta alam dan pendaki. Dengan ukuran dan keunikannya, Bukit Kelam tak hanya mengungguli Uluru di Australia—yang selama ini dikenal luas sebagai batu tunggal terbesar—tetapi juga mengundang decak kagum para peneliti geologi dunia.
Penelitian dari berbagai institusi menunjukkan bahwa Bukit Kelam terbentuk dari batuan granit masif yang mengalami proses geologi jutaan tahun. Tidak hanya menakjubkan secara ukuran, tetapi juga secara keindahan. Saat matahari terbit atau terbenam, permukaan batu ini memantulkan cahaya jingga yang memesona, seolah membangkitkan aura magis dari dalam dirinya.
Bukan hanya soal ukuran, Bukit Kelam juga kaya akan legenda. Menurut cerita rakyat setempat, dahulu kala ada seorang raksasa bernama Bujang Beji yang ingin menutup Sungai Kapuas dan Sungai Melawi dengan batu besar karena marah tidak bisa mendapatkan seorang putri yang ia cintai.
Namun, sebelum berhasil, batu tersebut jatuh di tempat yang sekarang menjadi Bukit Kelam. Kisah ini memperkaya daya tarik wisata, membuat pengunjung tidak hanya melihat keindahan, tetapi juga merasakan kisah-kisah magis yang menyelimutinya.
Menuju Bukit Kelam cukup mudah. Dari Kota Pontianak, wisatawan bisa menempuh perjalanan darat sekitar 7-8 jam menuju Sintang. Sesampainya di sana, Bukit Kelam sudah tampak dari kejauhan, menjulang bak benteng alam raksasa yang menjaga tanah Kalimantan Barat.
Bagi para pendaki, Bukit Kelam menawarkan tantangan tersendiri. Ada dua jalur utama untuk mencapai puncaknya. Jalur pertama adalah jalur tangga besi yang cukup curam, cocok bagi yang ingin uji adrenalin.
Sedangkan jalur kedua lebih landai dan sering digunakan untuk aktivitas hiking santai. Di sepanjang perjalanan, pendaki akan disuguhkan pemandangan hutan hujan tropis yang masih alami, lengkap dengan berbagai flora dan fauna endemik.
Di puncak Bukit Kelam, semua usaha keras terbayar lunas. Hamparan Kota Sintang terlihat kecil di kejauhan, dan Sungai Kapuas mengalir membelah hijaunya hutan. Saat cuaca cerah, pemandangan ini menjadi salah satu momen terbaik yang sulit dilupakan.
Menariknya, di atas Bukit Kelam terdapat dataran luas, hampir seperti taman alami. Banyak tumbuhan unik hidup di sini, seperti kantong semar dan anggrek hutan. Ekosistem di atas bukit ini menjadi habitat yang penting bagi keberlanjutan biodiversitas Kalimantan Barat. Tak heran, kawasan ini juga menjadi fokus konservasi lingkungan.
Bagi wisatawan yang ingin berlama-lama menikmati keindahan Bukit Kelam, tersedia fasilitas seperti camping ground, gazebo, hingga jalur trekking ringan di sekitar area kaki bukit. Pihak pengelola juga terus meningkatkan fasilitas untuk menunjang pariwisata berkelanjutan, sembari tetap menjaga kelestarian alamnya.
Selain berpetualang di Bukit Kelam, para wisatawan bisa sekalian mengunjungi tempat wisata lain di sekitarnya, seperti Danau Jemelak, Sungai Kapuas, hingga mengenal budaya Dayak yang masih sangat kental di Sintang. Paket wisata budaya dan alam ini membuat perjalanan semakin berkesan dan bermakna.
Mengunjungi Bukit Kelam bukan hanya tentang melihat batu raksasa. Ini adalah pengalaman menyatu dengan alam, sejarah, dan budaya yang jarang ditemukan di tempat lain. Bukit Kelam mengajarkan kita tentang ketangguhan alam dan pentingnya menjaga warisan berharga ini untuk generasi mendatang.
Bagi kamu yang ingin mencari destinasi berbeda dari biasanya, Bukit Kelam adalah pilihan tepat. Di sini, kamu tidak hanya menaklukkan ketinggian, tetapi juga menaklukkan rasa kagum pada keajaiban alam Indonesia. Jadi, kapan kamu siap menjejakkan kaki di batu tertinggi di dunia ini?