Kukar – Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) bukan hanya dikenal karena potensi tambang dan migasnya, namun juga sebagai daerah yang tengah serius mengembangkan sektor perikanan sebagai pilar ekonomi alternatif. Melalui strategi terarah, Kukar kini menjelma sebagai pemasok utama ikan konsumsi di Kalimantan Timur dan mulai menembus pasar ekspor.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kukar, Muslik, menyatakan bahwa peningkatan produksi perikanan di Kukar selaras dengan target nasional Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang mencanangkan peningkatan produksi hingga 353 persen dalam lima tahun ke depan.
“Kami sudah menyuplai ikan konsumsi untuk daerah-daerah seperti Samarinda, Balikpapan, Bontang, dan Sangatta. Selain itu, produk kami juga sudah mulai masuk ke pasar Jawa dan luar negeri,” ungkap Muslik, Kamis (27/3/2025).
Tak hanya berfokus pada jenis konsumsi seperti bandeng, nila, patin, mas, gurame, dan lele, Kukar juga mengembangkan komoditas ekspor unggulan seperti udang windu dan rumput laut. Kedua produk tersebut telah berhasil diekspor ke negara-negara seperti Jepang, Singapura, Thailand, hingga kawasan Uni Eropa.
“Udang windu punya permintaan tinggi dan kami berhasil memenuhi kebutuhan ekspor untuk berbagai negara,” tambah Muslik.
Untuk meningkatkan kapasitas produksi, DKP Kukar mengimplementasikan sejumlah strategi, antara lain perluasan lahan budidaya melalui kolam tanah, kolam terpal, hingga keramba. DKP juga mendorong peningkatan kualitas bibit ikan dan rumput laut melalui Balai Benih Ikan (BBI) dan Unit Pembenihan Rakyat (UPR).
Di sisi lain, inovasi juga terus dikembangkan dengan mengenalkan komoditas baru seperti kepiting, kakap, kerapu, gabus, jelawat, dan betok, guna memperluas ragam hasil perikanan dan meningkatkan nilai jualnya di pasar.
“Kami juga aktif memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para petani dan nelayan agar mereka semakin terampil dan mandiri,” jelasnya.
Tak hanya fokus pada kuantitas, DKP Kukar juga menekankan pentingnya aspek keberlanjutan. Program pelestarian lingkungan seperti penanaman mangrove, pembangunan kawasan reservaat, serta monitoring kualitas air dan pengendalian hama perikanan dilakukan secara berkala.
“Kelestarian ekosistem perairan menjadi kunci budidaya yang berkelanjutan. Tanpa itu, produktivitas perikanan bisa terganggu,” pungkas Muslik.
Dengan pendekatan holistik ini, Kukar optimistis menjadi salah satu kekuatan perikanan unggulan, tidak hanya di Kalimantan, tapi juga di tingkat nasional dan global.