Hari Tani Nasional merupakan hari yang menjadi sejarah untuk mengenang bagaimana perjuangan golongan petani hingga pembebasan mereka dari perkawinan.
24 September sebagai Hari Tani Nasional diteken Presiden Soekarno dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 169 Tahun 1963. Bertepatan disahkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA 1960).
Sejarah Hari Tani Nasional di Masa Orde Baru
Hari Tani Nasional kemudian dibentuk atas persetujuan Presiden Soekarno. Hal ini terwujud dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 169 Tahun 1963.
Di masa orde baru, ada berbagai perubahan di bidang pertanian. Pada tahun 1974 dibentuk Badan Litbang Pertanian berdasarkan Keppres tahun 1974 dan 1979.
Kemudian pada tahun 1980 Didirikan Departemen Koperasi secara khusus. Koperasi ini dibentuk untuk membantu para petani kecil di luar Jawa Bali agar dapat meningkatkan usaha pertanian dalam skala yang lebih besar.
Pada tahun 1983 terjadi reorganisasi di Badan Litbang Pertanian. Hal ini sesuai dengan Kepres No 24 Tahun 1983.
Tantangan Petani di Era Modern
Petani sebagai tulang punggung sektor pertanian dalam perekonomian negara. Perjuangan petani tidak pernah berhenti, terutama di era modern ini menghadapi berbagai tantangan.
- Perubahan Iklim
Salah satu tantangan utama petani adalah perubahan iklim. Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan suhu rata-rata di Indonesia mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Hal ini berdampak langsung pada pertanian, dengan perubahan pola musim dan cuaca yang tidak dapat diprediksi. Namun, mereka mulai mengadopsi teknik pertanian yang ramah lingkungan, seperti pemanfaatan irigasi modern dan pemilihan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap perubahan iklim.
- Akses Terhadap Pasar
Selain itu, petani menghadapi masalah akses terhadap pasar. Data dari Kementerian Pertanian menunjukkan sebagian besar petani masih menghadapi kesulitan dalam menjual produk pertaniannya.
Hal ini dikarenakan kurangnya infrastruktur transportasi dan sistem distribusi yang efisien. Berkat perkembangan teknologi informasi, sejumlah platform daring muncul membantu petani mencari pembeli dan mendapatkan harga lebih baik untuk hasil panen mereka.
- Peran Teknologi
Di era modern ini, peran teknologi juga semakin penting dalam pertanian. Petani mulai mengadopsi teknologi seperti drone dan sensor tanah untuk memantau kondisi tanaman mereka.
Pada tahun 1993 pun dibentuk Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) dan Loka Pengkajian Teknologi Pertanian (LPTP) yang tersebar di seluruh provinsi sesuai dengan Keppres No 83 Tahun 1993.
Pentingnya Pendidikan dan Pelatihan untuk Petani
Namun, tantangan lain yang tidak kalah penting adalah masalah pendidikan dan pelatihan. Kementerian Pertanian bersama dengan lembaga pendidikan pertanian pun telah berkolaborasi menyediakan pelatihan dan bimbingan kepada petani.
Dalam mengatasi tantangan di era modern, semangat dan ketekunan petani Indonesia patut diacungi jempol. Dengan mengadopsi teknologi, meningkatkan akses pasar, dan terus berkontribusi terhadap ketahanan pangan juga pertumbuhan ekonomi negara.
Semangat Perjuangan Bangsa Indonesia
Perjuangan petani di era modern ini adalah cerminan dari semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam menghadapi perubahan zaman dan tantangan global.
Dukungan dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat luas sangat diperlukan untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi para pahlawan pertanian kita.