Kukar – Curah hujan tinggi masih kerap memicu banjir di Kelurahan Maluhu, Kecamatan Tenggarong. Meski cepat surut, genangan air yang memasuki permukiman warga menjadi keluhan tahunan, terutama bagi masyarakat di beberapa RT terdampak. Tahun ini, angin segar datang melalui alokasi anggaran Rp 800 juta dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kutai Kartanegara untuk normalisasi irigasi.
Lurah Maluhu, Tri Joko Kuncoro, menyampaikan bahwa secara umum saluran irigasi dan anak sungai di wilayahnya telah terjaga baik. Namun, banjir masih terjadi akibat belum optimalnya jalur aliran air menuju hilir. “Masih adanya genangan air atau banjir itu faktor utamanya memang karena daerah hilir pembuangan air belum selesai 100 persen. Seperti buangan ke Sungai Tenggarong dan buangan air ke arah Stadion Rondong Demang,” jelas Joko.
Wilayah terdampak terbagi di dua arah buangan. Aliran ke Sungai Tenggarong memicu banjir di RT 9, 10, 11, dan 12, sedangkan kawasan drainase Stadion Rondong Demang berdampak pada RT 1 hingga 5 dan RT 22. Tri Joko menegaskan bahwa normalisasi telah dianggarkan tahun ini untuk dua titik krusial di Jalan Melak I dan Melak II.
“Alhamdulillah tahun ini teranggarkan normalisasi parit di (Jalan) Melak I dan Melak II, jika sudah selesai InsyaAllah akan mengurangi dampak banjir,” ungkapnya penuh harap.
Ia juga menyoroti pentingnya penyelesaian proyek saluran pembuangan agar lahan pertanian warga tidak terus-menerus tergenang. Beberapa lahan sawah petani kerap terdampak akibat sistem aliran air yang belum optimal.
“Mudah-mudahan bisa lancar dan berjalan semestinya biar petani kami tidak terganggu lagi dengan air yang menimbulkan tergenangnya lahan persawahan,” harapnya.
Langkah ini diharapkan menjadi solusi nyata dan berkelanjutan atas masalah banjir yang selama ini mengganggu aktivitas dan ketahanan ekonomi masyarakat di Kelurahan Maluhu.

