Tasikmalaya – Menjelang datangnya bulan suci Ramadan yang identik dengan lonjakan tingkat konsumsi masyarakat, pergerakan ekonomi di tingkat desa mulai dipanaskan.
Tak ingin pelaku usaha lokal hanya menjadi penonton di tengah tingginya permintaan pasar, Politeknik Triguna Tasikmalaya mengambil langkah strategis dengan terjun langsung ke Kecamatan Cisayong.
Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) bertajuk “UMKM Naik Kelas Lewat Live Commerce”, Kamis (25/12/2025), kampus vokasi ini menggandeng Pesantren Khalifa untuk mempersiapkan infrastruktur pemasaran digital bagi 34 pelaku UMKM setempat yang datang.
Ketua Pelaksana PkM Politeknik Triguna, Dr. Lina Marlina, S.Pd., M.M., mengungkapkan bahwa pelatihan ini dirancang khusus berdasarkan permintaan (request) warga untuk menyambut momentum besar tahunan tersebut.
“Kami melihat momentum menyongsong bulan Ramadan ini sangat krusial. Biasanya tingkat konsumsi masyarakat naik berkali-lipat. Target kami jelas: agar bapak-ibu di Cisayong bisa berjualan lebih banyak dan ‘orderan’ bertambah lewat jalur digital,” tegas Lina di Aula Kecamatan Cisayong.
Menurut Lina, kegiatan yang rutin digelar setiap semester ini—setelah sebelumnya menyasar wilayah Cibalong—kini difokuskan untuk memastikan produk-produk Cisayong siap bersaing di etalase TikTok Live dan Shopee Live saat permintaan memuncak nanti.
Mitra PkM Politeknik Triguna, Ahmad Mundzir, S.E., M.M., MT., menekankan bahwa keberhasilan ekonomi desa membutuhkan kolaborasi lintas sektor yang solid.
“UMKM, Kampus, Pesantren, dan Pemerintah harus bersatu padu. Tujuannya satu: demi ‘cuan’ dan kesejahteraan masyarakat. Sekarang zamannya digital, jualan tidak perlu menunggu kenal dulu dengan pembeli. Siapa yang siap digital, dia yang menang,” ujar Ahmad membakar semangat peserta.
Untuk memastikan kesiapan teknis, narasumber Didin Syahidin, S.Kom., M.Kom. dihadirkan untuk membedah strategi teknis berjualan live. Didin menekankan bahwa hambatan teknis seperti jumlah follower yang minim (kurang dari 1.000) bukan lagi halangan untuk mulai memanen rupiah dari fitur “Keranjang Kuning”.
Di sisi lain, Ketua Forum Komunikasi UMKM Cisayong (Fokus), Debby Dafilah, menyatakan bahwa secara fundamental bisnis, anggotanya sudah sangat siap menyambut pasar yang lebih luas.
“Legalitas produk teman-teman UMKM di sini rata-rata sudah lengkap, Forum UMKM kami juga sudah memiliki SK resmi. Hambatan kami hanya satu, yakni masih banyak ibu-ibu yang ‘gaptek’,” aku Debby.
Oleh karena itu, Debby menyambut baik pelatihan ini dan berharap adanya pendampingan berkelanjutan agar mentalitas digital para “emak-emak” pengusaha ini semakin matang.
