Jakarta – Sebuah pertemuan penuh makna terjadi di jantung pemerintahan. Ustaz Adi Hidayat (UAH) didampingi sepuluh ulama Universitas Al Azhar Kairo menyambangi Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Jumat (21/3/2025). Mereka membawa misi besar: membangun kolaborasi antara dunia Islam Indonesia dan pusat keilmuan Islam global.
Menurut keterangan resmi Sekretariat Kabinet, UAH menyampaikan salam dari Grand Sheikh Al Azhar, Ahmed Al-Tayyeb, serta berdiskusi dengan Presiden mengenai peran nilai keislaman dalam pembangunan nasional. Diskusi berlangsung usai Sidang Kabinet Paripurna di Ruang Majelis.
“Dalam kesempatan ini, UAH bertukar pikiran dan memberikan masukan serta pesan-pesan kepada Presiden Prabowo, sekaligus menyampaikan salam dari Imam Besar Grand Sheikh di Mesir,” kata Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Presiden Prabowo menerima para tamu dengan penuh kehangatan. Ulama dari Mesir yang hadir antara lain Abdallah Mohamed Hemeida, Ibrahim Mohamed Anwar, Ahmed Hassan Ahmed, dan Mostafa Yassin Saleh.
UAH menekankan pentingnya kerja sama antara pesantren Indonesia dan Universitas Al Azhar guna membentuk generasi muda Muslim yang berilmu, berakhlak, dan berpandangan moderat.
“Kami bersyukur atas sambutan hangat dari Presiden. Kerja sama dengan Al Azhar akan memperkuat pemahaman Islam yang moderat dan membangun,” ujar UAH.
Dalam pertemuan tersebut, delegasi Al Azhar juga menyerahkan proposal kerja sama akademik dan riset. Mereka mengapresiasi perhatian Indonesia terhadap pelajar asal tanah air yang sedang menimba ilmu di Kairo.
Pertemuan ditutup dengan kegiatan buka puasa bersama di halaman Istana Merdeka, di mana UAH menyampaikan tausiah tentang pentingnya integritas dan ketakwaan dalam kepemimpinan.
Pertemuan ini diharapkan menjadi titik awal dari penguatan hubungan strategis antara Indonesia dan Mesir, serta penguatan fondasi nilai Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.