Jakarta – Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan bahwa Indonesia mendapat perlakuan khusus dari Pemerintah Arab Saudi dalam pelaksanaan ibadah haji. Hal ini disampaikannya dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI di Kompleks Parlemen, Selasa (4/3/2025).
Menurut Nasaruddin, kunjungan Menteri Haji dan Menteri Kesehatan Arab Saudi ke Indonesia baru-baru ini menjadi momentum bagi pemerintah untuk menyampaikan berbagai masukan terkait pelayanan haji.
“Alhamdulillah, kita sangat bersyukur karena kedatangan Menteri Haji ke Indonesia benar-benar memberikan kesempatan bagi kita untuk menyampaikan masukan yang produktif. Masukan dari Menteri Kesehatan dan dari kami sendiri diterima dengan baik,” ujar Nasaruddin.
Ia menjelaskan bahwa regulasi yang diterapkan Arab Saudi terhadap jemaah haji tidak bersifat universal, melainkan ada dispensasi khusus bagi negara-negara tertentu, termasuk Indonesia.
“Karena kita adalah negara dengan jemaah haji terbesar, Pemerintah Arab Saudi sangat fokus kepada Indonesia. Begitu kita melakukan pembayaran, langsung mereka merasa lega karena negara-negara kecil hanya menyetor sedikit demi sedikit,” tambahnya.
Selain itu, Nasaruddin menyebut bahwa setiap permintaan yang diajukan oleh Indonesia terkait penyelenggaraan haji dipertimbangkan dengan lebih mudah oleh Arab Saudi.
“Begitu kita menyetor dalam jumlah besar, langsung terlihat bagaimana respons mereka. Apa pun yang kita minta, mereka pertimbangkan dengan baik,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Nasaruddin juga mengungkapkan bahwa pihaknya tengah memperjuangkan tambahan kuota pendamping haji bagi jemaah berisiko tinggi. Saat ini, kuota yang ditetapkan secara internasional masih terbatas sekitar 2.000 orang, sedangkan jumlah jemaah berisiko tinggi dari Indonesia cukup besar.
“Kami mengupayakan agar jumlah pendamping haji ini bisa ditambah. Kami sudah membahas ini dengan Menteri Haji dan Menteri Kesehatan Arab Saudi, dan mereka memahami pentingnya hal ini bagi jemaah kita,” katanya.
Ia menegaskan bahwa keberadaan pendamping sangat krusial untuk membantu jemaah, terutama dalam hal komunikasi dan pelayanan kesehatan.
“Kan yang tahu bahasa dan kebutuhan jemaah haji kita adalah orang Indonesia sendiri. Jadi, penambahan pendamping ini bukan hanya membantu kita, tetapi juga meringankan tugas Pemerintah Arab Saudi,” tuturnya.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, pemerintah berharap agar jemaah haji Indonesia dapat menjalankan ibadah dengan lebih nyaman dan mendapatkan fasilitas terbaik di Tanah Suci.
