Kukar – Seperti bara kecil yang mampu mengobarkan semangat besar, mahasiswa di seluruh Indonesia kini diharapkan menjadi motor penggerak literasi kesehatan nasional.
Menjelang peluncuran program skrining kesehatan gratis pada [10 Juli 2025], pemerintah mendorong peran aktif mahasiswa tidak hanya sebagai peserta, tetapi juga sebagai agen sosialisasi di lingkungan masyarakat.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Ariyanto, dalam sosialisasi daring lintas sektor menjelaskan bahwa mahasiswa memiliki peran strategis dalam memperluas jangkauan informasi kesehatan.
Ia mengingatkan pentingnya keterlibatan generasi muda untuk membawa perubahan positif di tengah masyarakat.
“Kami ingin agar mahasiswa tidak hanya menerima manfaat pemeriksaan, tetapi juga menyampaikan informasi penting ini kepada keluarga, teman, dan lingkungan sekitarnya. Ini bagian dari gerakan memperluas literasi kesehatan masyarakat,” ujar Ariyanto saat sosialisasi.
Mahasiswa dianggap sangat efektif untuk mendukung penyebaran informasi, mengingat kedekatan mereka dengan teknologi digital.
Mereka diharapkan mendorong masyarakat untuk menggunakan aplikasi Satu Sehat Mobile, sebuah platform kesehatan digital yang mencatat seluruh riwayat pemeriksaan medis secara terintegrasi, sehingga memudahkan pemantauan kondisi kesehatan setiap individu.
Dalam penjelasannya, Ariyanto juga menyebutkan bahwa aplikasi ini akan menjadi pintu utama untuk mengakses layanan skrining kesehatan gratis yang disediakan di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama, seperti puskesmas.
Pemeriksaan meliputi pengukuran tekanan darah, gula darah sewaktu, dan tindak lanjut medis bila ditemukan faktor risiko penyakit.
“Kami harap para mahasiswa bisa menjadi motor penggerak, mengedukasi masyarakat, sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin, terutama di usia remaja dan dewasa muda,” tambahnya.
Selain itu, mahasiswa diberikan kemudahan untuk melakukan pemeriksaan secara mandiri di puskesmas, sehingga dapat lebih awal mendeteksi potensi risiko kesehatan di usia produktif.
Keterlibatan aktif mahasiswa dinilai akan mempercepat perubahan budaya hidup sehat di kalangan masyarakat luas.
Dengan menjadikan mahasiswa sebagai agen sosialisasi, pemerintah optimistis bahwa program skrining kesehatan gratis ini tidak hanya meningkatkan angka partisipasi masyarakat, tetapi juga membentuk kebiasaan sadar kesehatan sejak dini.

