Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan optimistis bahwa Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor mineral dan batu bara (minerba) akan mencapai bahkan berpotensi melampaui target tahun 2025 yang ditetapkan sebesar Rp124,5 triliun.
Sekretaris Direktorat Jenderal Minerba, Siti Sumilah Rita Susilawati, dalam acara Indonesia Miner 2025 di Jakarta pada Selasa (10/6/2025) menegaskan bahwa fluktuasi harga komoditas global menjadi tantangan utama. Namun, pemerintah telah menyiapkan strategi mitigasi untuk memastikan pencapaian target.
“Kita berusaha mengawal, tapi dengan fluktuasi harga memang harus ada plan A dan plan B,” kata Rita.
Ia menjelaskan bahwa tahun lalu PNBP sektor ini mencapai Rp140,46 triliun atau 123,75 persen dari target yang telah ditetapkan. Pencapaian ini menjadi bukti bahwa sektor minerba masih sangat potensial dalam menopang pendapatan negara.
Indonesia sendiri memiliki cadangan sumber daya mineral yang melimpah. Nikel, misalnya, dengan cadangan mencapai 5,3 miliar ton dan kapasitas produksi hingga 173 juta ton per tahun, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan cadangan bijih nikel terbesar di dunia.
Selain nikel, Indonesia juga memiliki cadangan bauksit sebanyak 3,1 miliar ton, tembaga 3 miliar ton, emas 3,8 miliar ton, timah 6,9 miliar ton, dan batu bara sebesar 31,7 miliar ton. Cadangan besar ini diharapkan bisa terus dikelola secara optimal dan berkelanjutan untuk mendukung pendapatan negara.
Komitmen ESDM untuk memperkuat pengawasan juga dilakukan dengan menerapkan sistem evaluasi berkala terhadap izin usaha pertambangan dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.
Dengan strategi pengelolaan yang adaptif terhadap kondisi pasar global dan pemanfaatan cadangan sumber daya secara efisien, Kementerian ESDM yakin dapat menjaga kontribusi sektor minerba terhadap APBN.
