Kolaborasi strategis antara Prof. Reka Rio, seorang pensiunan dosen Elektro ITB berusia 88 tahun, dengan Ibu Iffah, seorang pengusaha sukses, telah membuka peluang emas bagi santri Al Kautsar 561. Mereka bersama-sama memperkenalkan Mesin JEMUR, inovasi teknologi pengering hasil bumi, sebagai sarana edukasi dan bisnis di lingkungan pesantren.
Mesin JEMUR dirancang khusus untuk mengeringkan berbagai hasil pertanian seperti padi, kopi, mangga, teh, daun mint, nanas, dan kacang tanah. Teknologi ini memastikan proses pengeringan yang efisien tanpa menghilangkan rasa dan aroma asli produk. Bahkan, durian matang yang dikeringkan dengan mesin ini tetap mempertahankan cita rasa dan keharumannya.
Ibu Iffah telah memanfaatkan Mesin JEMUR untuk memproduksi berbagai produk berkualitas, termasuk teh hitam, teh hijau, teh putih, nanas kering, mangga kering, serta olahan kombinasi seperti teh putih campur lemon siap seduh dan cokelat rasa teh hijau dengan daun kelor.
“Produk-produk ini tidak hanya dipasarkan di dalam negeri tetapi juga telah menembus pasar ekspor, menunjukkan potensi besar dalam industri pengolahan hasil pertanian.” ungkap Ibu Iffah, menyoroti kontribusi signifikan teknologi ini dalam pengembangan usahanya.
Al Kautsar 561 melihat potensi besar dalam kolaborasi ini dan berkomitmen untuk memanfaatkan Mesin JEMUR sebagai laboratorium penelitian dan pengembangan bagi santri QSBS dan APBS.
“Langkah ini bertujuan untuk memberikan pengalaman praktis dalam bidang bisnis dan teknologi pengolahan hasil pertanian.” ujar salah satu pengurus pesantren, menegaskan pentingnya integrasi pendidikan dan praktik bisnis.
AgroPreneur Boarding School (APBS) didirikan dengan visi mencetak generasi muda yang tidak hanya memahami ilmu agama tetapi juga memiliki keterampilan wirausaha di sektor agribisnis. Dengan demikian, lulusan APBS diharapkan mampu mengelola bisnis sendiri dan berkontribusi pada perekonomian masyarakat.
Penerapan Mesin JEMUR di lingkungan pesantren memberikan kesempatan bagi santri untuk mempelajari proses produksi, manajemen bisnis, hingga strategi pemasaran produk agribisnis. Pengalaman ini menjadi modal berharga bagi mereka dalam merintis usaha di masa depan.
Selain itu, kolaborasi ini juga membuka peluang bagi pesantren untuk menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan sektor swasta, dalam rangka pengembangan usaha dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Dengan adanya inisiatif ini, diharapkan santri tidak hanya menjadi individu yang taat beragama, tetapi juga memiliki jiwa wirausaha yang kuat, mampu menciptakan lapangan kerja, dan berkontribusi positif bagi perekonomian bangsa.