Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Curug Malela: Niagara Mini di Jantung Hutan Jawa Barat

Kyoto Kerek Tarif Wisata Demi Selamatkan Warisan Budaya

DPRD Kutim Desak Efisiensi Anggaran, Peringatkan Potensi Sanksi

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Jumat, 14 November 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Dosa Kolonialisme dan Propaganda Inggris di Indonesia

Indonesia juga pernah dijajah dalam waktu singkat, yakni pada 1811-1816. Meski demikian, Indonesia tak termasuk dalam daftar resmi negara koloni Inggris
Dexpert CorpDexpert Corp7 Mei 2023 Global
penobatan raja charles iii
Penobatan Raja Charles III (EMMANUEL DUNAND/AFP via Getty Images)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Westminster Abbey – Pada Sabtu (6/5/2023) lalu, Inggris melaksanakan upacara pengangkatan Raja Charles III sebagai kepala monarki dengan meriah. Acara tersebut menjadi yang terbesar dalam tujuh dekade terakhir di Inggris.

Namun demikian, Raja Charles III terbebani oleh kesalahan masa lalu Kerajaan Inggris yang terlibat dalam praktik kolonialisme dan imperialisme yang melegitimasi perbudakan. Fakta sejarah ini patut diperhatikan.

Di era kejayaannya tahun 1921, Kerajaan Inggris mengklaim sekitar seperempat wilayah Bumi. Dari 194 negara, hanya 22 di antaranya yang bukan termasuk jajahan Inggris.

Indonesia juga pernah dijajah dalam waktu singkat, yakni pada 1811-1816. Meski demikian, Indonesia tak termasuk dalam daftar resmi negara koloni Inggris.

Dosa Inggris di Indonesia

Terlepas dari fakta tersebut, Inggris memiliki peran penting dalam tragedi 1965 yang memakan banyak korban. Hal ini tertuang dalam dokumen yang sudah dideklasifikasi pada 2021 lalu.

Dilansir dari The Guardian, Minggu (7/5/2023), dokumen tersebut memuat upaya propaganda Inggris untuk menggulingkan Soekarno yang kala itu menjabat Presiden RI.

Pemicunya adalah penolakan Soekarno atas pendirian Federasi Malaysia. Soekarno kala itu curiga bahwa upaya ini hanya memuaskan kepentingan kolonialisme Inggris.

Tak terima, Inggris pun melancarkan aksi provokasi dan propaganda yang dipimpin pejabat Kantor Luar Negeri Inggris, Ed Waynne. Tim kecilnya menyebar ribuan pamflet ke Indonesia melalui Hong Kong, Jepang, dan Manila.

Tujuannya agar para anti-komunis bersatu melawan PKI yang saat itu mendukung penuh kepemimpinan Soekarno. Isinya juga merujuk ke ajakan membunuh Menteri Luar Negeri Subandrio, serta menebar kebencian ke masyarakat etnis China di Indonesia.

Selebaran itu ditujukan pula ke masyarakat Muslim anti-komunis. Inggris memanas-manasi mereka dengan menyebut bahwa komunis China akan menguasai Indonesia.

Upaya kudeta ke Soekarno sempat gagal. Namun, kekisruhan nasional bermuara ke penculikan dan pembunuhan 6 jenderal RI. Militer menyalahkan PKI dan terjadi pertumpahan darah yang lebih besar.

Dalam salah satu pamflet rahasia Inggris, tertulis soal penyesalan negara tersebut atas kisruh yang tak terkendali pada etnis China di Indonesia. Akan tetapi, dalam pamflet tertulis, “kami menyadari itu salah mereka sendiri”.

Pada tahun 1966, dalam laporannya, Wynne mengatakan operasi propaganda di Indonesia cukup berhasil. Kepentingan politik Inggris terkabulkan. Antara lain penggulingan Soekarno, berakhirnya konfrontasi Indonesia-Malaysia, dan jatuhnya Subandrio.

propaganda Raja Charles III Soekarno
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticlePresiden Jokowi Bocorkan Isu Myanmar di KTT ASEAN
Next Article Sejarah dan Keutamaan Surah Yasin dalam Al-Qur’an: Kisah dan Pengaruhnya

Informasi lainnya

Menag Dorong Kolaborasi Global Wasathiyah Islam dan Nilai Tionghoa

11 November 2025

Megawati Serukan Dunia Bersatu Dukung Palestina Merdeka

1 November 2025

Timor Leste Resmi Bergabung ke ASEAN pada KTT Kuala Lumpur

26 Oktober 2025

Trump Resmikan Fase Dua Kesepakatan Gencatan Gaza

15 Oktober 2025

Dubes Palestina Kritik Rencana Damai 20 Poin Trump untuk Gaza

30 September 2025

UK, Kanada, dan Australia Akui Kedaulatan Palestina

22 September 2025
Paling Sering Dibaca

Keunikan Sapaan Akrab Laki-Laki di Indonesia

Happy Udex Mundzir

Rusia dan Ancaman Tsunami Abadi

Editorial Udex Mundzir

Savoy Homann Hotel, Saksi Bisu Kejayaan Bandung

Travel Assyifa

Kenali Kapal Kayu Nelayan dan Kualitas Jual Tinggi

Kroscek Dexpert Corp

Evolusi Kecerdasan Buatan: Sejarah, Tokoh Penting, dan Masa Depan

Techno Udex Mundzir
Berita Lainnya
Hukum
Alwi Ahmad20 September 2023

Antusias Siswa SMPN 3 Samarinda Ikuti Jaksa Masuk Sekolah

Fenomena Clipper, Profesi Baru yang Bikin Sarjana Geleng Kepala

Universitas Cipasung Tasikmalaya Cetak Guru Inovatif Lewat STEAM

Minat Masyarakat Positif, Okupansi Kereta Cepat Whoosh Stabil

APBD Kutim Turun Drastis, Pemkab Upayakan TPP ASN Tetap Aman

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.