Jakarta – Seperti denting peringatan yang datang tanpa jeda, gempa susulan berkekuatan magnitudo 6,7 kembali mengguncang Pesisir Timur Hokkaido, Jepang, pada Selasa (9/12/2025) pagi.
Getaran yang terjadi menjelang subuh waktu Indonesia itu sempat menimbulkan kekhawatiran di Tanah Air, namun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan tidak ada potensi tsunami yang mengancam wilayah Indonesia.
Gempa yang tercatat pada pukul 04.52.40 WIB tersebut berpusat pada koordinat 40,99° LU dan 143,14° BT, atau sekitar 127 kilometer arah selatan Honcho, Jepang, dengan kedalaman 10 kilometer.
BMKG menyebut gempa dangkal itu merupakan bagian dari rangkaian aftershock setelah guncangan besar M7,6 yang terjadi pada Senin (8/12/2025). Hingga pukul 05.30 WIB, terdata tujuh gempa susulan dengan magnitudo terbesar M6,7 dan terkecil M4,4.
Dalam keterangan resminya, Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan pemicu gempa berasal dari aktivitas subduksi Lempeng Pasifik dan Lempeng Okhotsk yang kerap menghasilkan gempa kuat di Jepang.
Mekanisme patahan naik (thrust fault) teridentifikasi sebagai sumber guncangan yang kembali menggoyang wilayah Hokkaido.
“Hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia. Oleh karena itu, kepada masyarakat pesisir di wilayah Indonesia dihimbau agar tetap tenang,” kata Daryono.
Ia menegaskan pemantauan terus dilakukan secara berlapis untuk memastikan tidak ada dampak lanjutan di Tanah Air.
BMKG juga meningkatkan pemantauan terhadap aktivitas seismik regional, mengingat kawasan pertemuan lempeng itu dikenal sebagai salah satu zona paling aktif di dunia.
Otoritas Jepang hingga kini belum melaporkan kerusakan besar maupun gangguan signifikan akibat gempa susulan tersebut. Meski demikian, pemeriksaan lapangan terus dilakukan terutama di wilayah pesisir yang berada dekat pusat gempa, guna mengantisipasi potensi kerusakan yang belum terdata.
BMKG kembali mengingatkan masyarakat untuk selalu mengakses informasi resmi melalui kanal yang telah disediakan, seperti situs bmkg.go.id, aplikasi InfoBMKG, WRS-BMKG, akun Instagram dan X @infoBMKG, serta kanal Telegram InaTEWS_BMKG. Langkah ini diperlukan mengingat maraknya informasi tidak valid yang kerap beredar pascagempa.
Dengan rangkaian gempa susulan yang masih terjadi di Jepang, BMKG memastikan sistem monitoring Indonesia berada dalam kondisi siaga penuh untuk memberikan peringatan dini apabila diperlukan. Bagi masyarakat Indonesia, pesan utamanya tetap sama: waspada, namun tidak panik, dan selalu merujuk pada informasi resmi.
