Malam penuh rahmat seperti Idulfitri sering mengisi waktu dengan ibadah, dzikir, dan doa. Tapi tak sedikit pasangan suami-istri bertanya: apakah islam memperbolehkan hubungan intim pada malam tersebut?
Pertanyaan ini wajar muncul, sebab malam Idulfitri menjadi waktu yang mulia setelah sebulan penuh berpuasa. Banyak anjuran untuk menghidupkan malam ini dengan berbagai bentuk ibadah. Namun, bagaimana posisi hubungan suami-istri di malam tersebut dalam kaca mata syariat?
Secara hukum asal, hubungan intim dalam pernikahan adalah mubah (boleh). Bahkan Anda dapat membuatnya bernilai ibadah jika Anda niatkan untuk menjaga kehormatan dan memenuhi hak pasangan. Hal ini Allah SWT tegaskan dalam firmannya:
هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ
“Mereka (para istri) adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka.”
(QS. Al-Baqarah: 187)
Ayat ini menunjukkan bahwa hubungan suami istri adalah bentuk keintiman yang halal, penuh makna kasih dan penyejuk jiwa.
Tidak ada dalil yang secara eksplisit melarang hubungan suami-istri pada malam Idulfitri. Berbeda dengan kondisi saat ihram haji atau saat istri sedang haid atau nifas, di mana ada larangan jelas.
Namun demikian, malam Idulfitri tetap memiliki keistimewaan tersendiri. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ أَحْيَا لَيْلَتَيِ الْعِيدَيْنِ مُحْتَسِبًا، لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ يَوْمَ تَمُوتُ الْقُلُوبُ
“Barang siapa menghidupkan malam dua hari raya karena mengharap pahala, maka hatinya tidak akan mati pada hari matinya hati.”
(HR. Ibnu Majah, no. 1782. Dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani)
Imam Syafi’i juga menganjurkan umat Islam untuk menghidupkan malam hari raya dengan shalat, dzikir, dan membaca Al-Qur’an. Tapi, anjuran ini tidak otomatis menjadi larangan atas aktivitas mubah lainnya.
Selama hubungan dilakukan dengan tetap menjaga waktu untuk ibadah dan tidak melalaikan malam yang penuh berkah itu, maka tidak ada masalah. Bahkan bisa jadi bentuk kasih sayang dan keharmonisan rumah tangga.
Kesimpulannya, berhubungan intim pada malam Idulfitri hukumnya boleh dan tidak ada larangan dalam Islam. Namun hendaknya tidak menghalangi niat untuk menghidupkan malam dengan ibadah.