Ibnu Batutah nama yang begitu dikenang dalam sejarah sebagai penjelajah muslim terkemuka. Lahir dengan nama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Abdullah al-Lawati at-Tanji bin Batutah, ia dikenal sebagai tokoh yang mengembara jauh melampaui zamannya.
Berkat perjalanannya yang luas, pengetahuan dan keberanian Ibnu Batutah dalam menjelajahi dunia tidak hanya menjadikannya legenda di dunia Islam, tetapi juga diakui oleh dunia Barat.
Latar Belakang Kehidupan dan Pendidikan
Ibnu Batutah lahir pada 25 Februari 1304 M di Kota Tangier, Maroko. Ia dibesarkan dalam keluarga ulama yang memiliki latar belakang dalam ilmu fikih. Saat itu, Dinasti al-Mariniyah, sebuah dinasti Berber yang berkuasa di Afrika Utara, tengah memegang kendali. Ibnu Batutah sendiri merupakan keturunan suku Berber, yakni suku Lawata.
Sebagai seorang anak yang lahir dari keluarga ulama, Ibnu Batutah tumbuh dengan kecintaan yang mendalam terhadap ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang agama. Ia menempuh pendidikan di sebuah madrasah Sunni bermazhab Maliki, tempat ia mengasah kemampuannya dalam ilmu fikih. Kepandaian dan keuletannya dalam belajar membuatnya dikagumi oleh banyak orang, terutama di kalangan masyarakat yang bermazhab Maliki.
Meskipun banyak yang mendesaknya untuk menjadi seorang qadhi (hakim syariat), seperti tradisi keluarganya, Ibnu Batutah memilih jalan yang berbeda. Ia lebih tertarik pada petualangan dan perjalanan daripada mengikuti jejak keluarganya dalam dunia peradilan agama.
Awal Perjalanan sebagai Pengembara
Keputusan Ibnu Batutah untuk menjadi seorang pengembara bukanlah sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba. Ada dua faktor utama yang mempengaruhi keputusannya. Pertama, latar belakang keluarganya yang mendalami ilmu agama, dan kedua, kegemarannya membaca serta mempelajari berbagai ilmu. Berbekal pengetahuan yang luas, Ibnu Batutah memulai perjalanan hidupnya yang legendaris pada usia 21 tahun.
Pada 22 Juni 1325 M, atau 2 Rajab 725 H, Ibnu Batutah meninggalkan kampung halamannya di Tangier dengan tujuan utama menunaikan ibadah haji di Makkah dan ziarah ke makam Rasulullah SAW.
Namun, perjalanan ini tidak berhenti di Makkah. Takdir membawanya untuk terus melangkah lebih jauh ke negeri-negeri lain. Perjalanannya ini memakan waktu hingga 29 tahun, yang di kemudian hari menjadikannya salah satu penjelajah paling terkenal sepanjang masa.
Prestasi dan Pencapaian Ibnu Batutah
Selama hampir tiga dekade, ibnu batutah menjelajahi berbagai belahan dunia, dari Afrika Utara hingga Asia Tenggara. Perjalanan ini mencatatkan berbagai prestasi yang membuat namanya terus dikenang hingga kini.
1. Menempuh Perjalanan Sejauh 120.700 Kilometer
Salah satu prestasi luar biasa Ibnu Batutah adalah jarak perjalanan yang ia tempuh. Dengan total jarak 120.700 kilometer, perjalanan Ibnu Batutah setara dengan tiga kali lipat keliling bumi di garis khatulistiwa.
Bahkan, beberapa literatur menyebutkan bahwa jarak sebenarnya yang ditempuh Ibnu Batutah mencapai 170.000 kilometer. Ini menjadikannya sebagai penjelajah dengan jarak perjalanan terpanjang di masanya, mengungguli penjelajah barat terkenal seperti Marco Polo dan Christopher Columbus.
2. Membukukan Perjalanan dalam Catatan yang Detail
Ibnu Batutah tidak hanya mengandalkan pengalamannya dalam perjalanan, tetapi juga mendokumentasikannya dengan sangat detail.
Buku yang berjudul Tuhfah an-Nuzhar fi Gharaibil Amshar wa ‘Ajaibil Asfar (Persembahan Seorang Pengamat tentang Kota-kota Asing dan Perjalanan yang Mengagumkan) menjadi bukti nyata dari perjalanannya yang penuh warna. Buku ini lebih terkenal dengan nama Rihla Ibnu Batutah.
Dalam penulisan Rihla, Ibnu Batutah bekerja sama dengan Ibnu Juzai al-Kalbi, seorang penulis yang ia diktekan seluruh kisah perjalanannya. Hasil karya ini menjadi salah satu dokumen perjalanan paling berharga dalam sejarah Islam dan dunia.
3. Diabadikan dalam Sejarah Timur dan Barat
Nama Ibnu Batutah tidak hanya terkenang di dunia Timur, tetapi juga terakui di dunia Barat. Salah satu bukti penghargaan dunia Barat terhadap Ibnu Batutah adalah pengabadian namanya sebagai salah satu kawah di bulan. Ini merupakan bentuk penghormatan atas kontribusi dan pengaruh Ibnu Batutah dalam dunia petualangan dan ilmu pengetahuan.
Selain itu, nama Ibnu Batutah juga terabadikan di sebuah pusat perbelanjaan di Dubai, yakni Ibnu Batutah Mall. Mal ini tidak hanya menjadi tempat perbelanjaan, tetapi juga memamerkan berbagai hasil penelitian dan penemuan yang ia dapatkan dari perjalanan Ibnu Batutah.
Ibnu Batutah dan Dunia Baru
Ada sebuah spekulasi menarik yang menyebutkan bahwa Ibnu Batutah, bersama tiga penjelajah muslim lainnya, pernah singgah di Benua Amerika jauh sebelum Christopher Columbus.
Meski klaim ini masih menjadi perdebatan di kalangan sejarawan, hal ini menambah aura misterius dan kekaguman terhadap sosok Ibnu Batutah sebagai penjelajah muslim yang mampu melampaui batas-batas geografis dan sejarah.
Warisan Abadi Ibnu Batutah
Ibnu Batutah meninggalkan jejak yang tidak akan pernah pudar dalam sejarah dunia. Warisannya bukan hanya dalam bentuk catatan perjalanan, tetapi juga dalam semangat penjelajahan dan pencarian ilmu yang ia tunjukkan. Ibnu Batutah adalah bukti bahwa semangat keingintahuan dan keberanian untuk melangkah ke luar batas dapat membawa seseorang menuju pencapaian yang luar biasa.
Hari ini, Ibnu Batutah terus terkenang sebagai salah satu tokoh besar dalam sejarah Islam dan dunia. Kisah hidupnya yang penuh petualangan menginspirasi banyak orang untuk terus mencari ilmu, menjelajah dunia, dan tidak pernah berhenti bertanya. Dengan prestasi dan pencapaiannya, Ibnu Batutah layak terkenal sebagai penjelajah muslim yang tak tertandingi.