Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Lepaskan Ketegangan, Raih Kedamaian

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Jumat, 24 Oktober 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Kalau Tidak Viral, Mana Mau Kalian Membantu?

Kepekaan sosial kita kini diuji oleh tren dan algoritma media.
Udex MundzirUdex Mundzir19 Desember 2024 Opini
Viralitas dan kepedulian sosial
Viralitas dan kepedulian sosial (.inet)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Seberapa tulus kita peduli? Pertanyaan ini muncul di tengah gelombang berita viral yang terus bermunculan di media sosial. Dalam dua tahun terakhir, kita sering melihat aksi peduli masyarakat baru terjadi setelah sebuah kisah menyentuh hati menjadi sorotan publik. Tapi, mengapa harus menunggu viral?

Kasus Miftah, seorang tokoh agama, pernah menjadi sorotan karena dianggap menghina Sunhaji, seorang penjual teh yang tengah berjualan di acara pengajian. Insiden ini membelah opini masyarakat. Banyak yang menyerang Miftah, tetapi tak sedikit pula yang mendukung Sunhaji dengan berbagai donasi dan bantuan setelah kisahnya tersebar luas. Viralitas kasus ini justru membuka mata tentang kepedulian kolektif kita—apakah dorongan untuk membantu benar-benar murni atau hanya reaksi terhadap tekanan sosial?

Ada pula kisah seorang guru di sebuah sekolah yang harus memungut sampah di luar jam mengajar demi menambah penghasilan. Ketika video sang guru diunggah ke media sosial, respons yang datang luar biasa. Donasi mengalir deras, dan berbagai tawaran bantuan pun diberikan. Namun, muncul pertanyaan penting: jika cerita ini tidak sampai ke layar ponsel kita, apakah akan ada yang peduli?

Fenomena serupa terjadi pada banyak kasus lain. Seorang anak kecil yang menangis karena tidak mampu membeli seragam sekolah menjadi viral, dan dalam hitungan hari, berbagai pihak berlomba-lomba memberikan bantuan. Begitu pula dengan lansia yang bekerja sebagai pemulung, yang setelah fotonya tersebar, tiba-tiba mendapatkan perhatian luar biasa.

Semua ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari kita tidak tergerak oleh kebutuhan, tetapi oleh eksposur. Kita lebih peduli pada apa yang terlihat dibandingkan dengan apa yang tersembunyi. Akibatnya, orang-orang yang membutuhkan tapi tidak terekspos ke media sering kali tetap terabaikan.

Kebergantungan pada viralitas juga menimbulkan risiko. Ada pihak-pihak yang sengaja mengeksploitasi kemiskinan untuk mendapatkan perhatian. Berita palsu tentang seseorang yang membutuhkan sering kali muncul hanya demi mengundang simpati palsu. Hal ini menciptakan dilema: bagaimana memastikan bantuan kita sampai kepada mereka yang benar-benar membutuhkan?

Sebagai masyarakat yang saling bergantung, kita perlu melakukan refleksi mendalam. Kepedulian tidak boleh didasarkan pada popularitas, tetapi pada kebutuhan yang nyata. Ada jutaan Sunhaji lain di luar sana, yang tidak memiliki kesempatan untuk muncul di media sosial, tetapi sangat membutuhkan uluran tangan kita.

Satu langkah kecil yang bisa kita lakukan adalah memperluas kesadaran sosial di luar ruang media. Menjadi lebih peka terhadap lingkungan sekitar kita, menyadari bahwa ada orang-orang yang diam-diam berjuang untuk bertahan hidup. Tidak perlu menunggu kisah mereka viral untuk memberikan bantuan.

Sebagai seorang Pramuka, saya percaya pada nilai dasar gotong royong dan aksi nyata tanpa pamrih. Pengalaman menyalurkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan telah mengajarkan saya bahwa setiap tindakan kecil dapat menciptakan dampak besar, bahkan tanpa kamera yang merekam.

Mari kita jadikan kepedulian sebagai bagian dari keseharian, bukan sekadar reaksi sesaat terhadap apa yang sedang viral. Jangan biarkan algoritma media sosial mendikte belas kasih kita. Karena, jika kita hanya peduli pada apa yang viral, siapa yang akan membantu mereka yang tak terlihat?

Fenomena Miftah Kasus Inspiratif Kepedulian Sosial Pemberdayaan Masyarakat Viral Media Sosial
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticleKamu Menjadi Korban Penipuan Online? Begini Cara Melapornya
Next Article Unisba Bahas Inovasi Obat Modern Berbasis Produk Alami

Informasi lainnya

Cuaca Panas? Inilah Tanaman yang Bisa Menyejukan Rumah

21 Oktober 2025

Mengemudi Visi, Bukan Hanya Mobil Listrik

21 Juni 2025

Titik Berat Indonesia dalam Konflik Timur Tengah

21 Juni 2025

Bela Negara Bukan Membungkam Kritik

13 Juni 2025

KDM, Calon Diktator yang Terlihat Merakyat

1 Mei 2025

Vasektomi Bukan Jawaban Kemiskinan

1 Mei 2025
Paling Sering Dibaca

Ketika Putra Mahkota Solo ‘Menyesal’ Bergabung dengan Republik

Editorial Udex Mundzir

Pajak dan Beban Kehidupan

Editorial Udex Mundzir

Tips Belajar Efektif untuk Anak-anak

Daily Tips Dexpert Corp

Inilah Seputar Mental Illness yang Perlu Anda Ketahui!

Opini Alfi Salamah

Tombol Motivasi

Gagasan Syamril Al-Bugisyi
Berita Lainnya
Kesehatan
Alfi Salamah23 Oktober 2025

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Pemecatan Shin Tae-yong, PSSI Hadapi Beban Pesangon Rp 60 Miliar

Kasus Radiasi Cikande Masuk Tahap Penyidikan, PT PMT Dianggap Lalai

Trump Resmikan Fase Dua Kesepakatan Gencatan Gaza

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.