Dari empat wilayah Indonesia, yaitu Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kota Padang, dan Kabupaten Solok, serta mendapat dukungan dari dua petugas haji daerah, sebuah kloter jamaah haji terdiri dari 385 orang.
“Jamaah kloter berasal dari Kabupaten Pasaman Barat 313 orang, Kabupaten Kepulauan Mentawai 42 orang, Kota Padang 29 orang dan Kabupaten Solok 1 orang tambah 2 orang petugas haji daerah,” kata Helmi.
Helmi menyebut kepulangan jamaah kloter menutup pemulangan jamaah Debarkasi Padang fase gelombang I. Karena dari 17 kloter jemaah Debarkasi Padang, 3 kloter telah terbang dalam gelombang 1 dan 14 kloter terbang dalam gelombang II.
Namun menurut Helmi, dari 393 kloter yang berangkat tiga orang wafat di tanah suci. Ketiganya merupakan jamaah asal Pasaman Barat. Sementara satu orang harus tertunda kepulangannya karena dalam kondisi sakit.
“Tiga jamaah wafat MAM (66 tahun), ML (95), dan ASSD (84). Satu yang tertunda juga dari Pasaman Barat, SBD (82),”ujar Helmi.
Jamaah yang sakit belum tertunda kepulangannya karena pertimbangan Kesehatan dan belum naik terbang dalam waktu yang lama. Yang bersangkutan akan petugas pulangkan ke tanah air bersama kloter lain setelah ternyatakan sembuh dan layak terbang.
“Tiga jamaah itu, Uyung Gatot Syafrawi Dinata (56) asal Kota Padang, kloter 16. Amna Suresti Muslim (54) asal Kota Padang, kloter 16, dan Sj Tantawi Saadut Adam (83) asal Kab. Solok, kloter 14,” kata Helmi.
Hingga hari ini Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Padang telah memulangkan 1.172 jamaah haji. Tahun 2023 kuota Embarkasi Padang 6.645 orang dengan rincian jemaah Sumatera Barat 4. 784 orang, Provinsi Bengkulu 1.778 orang dan petugas kloter 82 orang.