Jakarta – Indonesia tidak lagi menempati posisi puncak dalam daftar negara paling dermawan versi World Giving Report (WGR) 2025. Dalam laporan terbaru tersebut, Nigeria berhasil menggeser posisi Indonesia dan menempati peringkat pertama, disusul Mesir dan China. Sementara itu, Indonesia melorot ke peringkat 21 dari total 101 negara yang disurvei.
Penurunan peringkat ini dikaitkan dengan perubahan metodologi dalam laporan WGR 2025. Peneliti filantropi dari Public Interest Research and Advocacy Center (PIRAC), Hamid Abidin, menyebut pendekatan WGR kini lebih komprehensif dibandingkan World Giving Index (WGI) yang sebelumnya digunakan.
“World Giving Report mengukur tidak hanya frekuensi aktivitas memberi, tapi juga nilai donasi terhadap pendapatan dan keragaman saluran pemberian. Jadi pendekatannya lebih dalam dan inklusif dibanding WGI,” ujar Hamid dalam keterangan tertulis, Sabtu (19/10/2025).
Dalam laporan tersebut, Nigeria menunjukkan proporsi donasi terhadap pendapatan yang tinggi dan didukung oleh sistem filantropi yang berkembang. Negara-negara di Afrika seperti Nigeria dan Mesir mendapat skor tinggi dalam indikator kepercayaan publik terhadap lembaga amal serta luasnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial.
Menurut Hamid, kepercayaan terhadap lembaga filantropi menjadi faktor penentu dalam budaya memberi.
“Semakin tinggi kepercayaan terhadap lembaga filantropi, maka semakin tinggi pula partisipasi masyarakat dalam memberi,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa negara-negara dengan kepercayaan publik yang tinggi cenderung memiliki ekosistem filantropi yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Hamid juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah dalam membangun dan menjaga ekosistem filantropi nasional.
“Kebijakan yang pro terhadap filantropi akan memperkuat motivasi dan norma sosial, serta memperluas dampak pembangunan dari sektor masyarakat,” jelasnya.
Meskipun turun secara peringkat, Indonesia tetap dianggap sebagai contoh inspiratif dalam memadukan nilai-nilai tradisi dan modernitas dalam praktik berbagi. Ia menilai bahwa semangat gotong royong dan solidaritas sosial tetap kuat di tengah tantangan ekonomi dan sosial.
“Indonesia menunjukkan bahwa negara berkembang pun bisa memimpin dalam pembangunan sosial berbasis kedermawanan,” pungkas Hamid.
