Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Curug Malela: Niagara Mini di Jantung Hutan Jawa Barat

Kyoto Kerek Tarif Wisata Demi Selamatkan Warisan Budaya

DPRD Kutim Desak Efisiensi Anggaran, Peringatkan Potensi Sanksi

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Kamis, 13 November 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Pelaku UMKM Kesulitan Jadi Mitra MBG, Syarat Dinilai Berat

Persyaratan ketat dan biaya tinggi membuat banyak pelaku UMKM kesulitan untuk menjadi mitra Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kejelasan pembayaran juga masih dipertanyakan.
SilvaSilva30 Januari 2025 Nasional
Tantangan UMKM dalam Program MBG
Tantangan UMKM dalam Program MBG (.inet)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Jakarta – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah mendapat sorotan dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Ketua Umum Asosiasi Industri UMKM Indonesia (Akumandiri), Hermawati Setyorini, menilai syarat yang ditetapkan untuk menjadi mitra MBG terlalu berat dan tidak sesuai dengan kondisi mayoritas pelaku usaha kecil.

“Syarat yang ditetapkan sangat tidak mudah bagi pelaku usaha mikro. Kalau pun ada yang berhasil lolos, itu seperti memaksakan kemampuan mereka,” ujar Hermawati, Jumat (17/01/2025).

Salah satu syarat utama yang dianggap memberatkan adalah keharusan menyetor deposit sebesar Rp300 juta kepada Badan Gizi Nasional (BGN). Selain itu, mitra harus memiliki dapur dengan luas minimal 20 x 20 meter.

“Banyak pelaku usaha mikro yang rumahnya saja tidak seluas itu. Bagaimana mereka bisa menyediakan dapur sebesar itu?” kata Hermawati.

Tidak hanya itu, calon mitra MBG juga diwajibkan menanggung biaya produksi makanan sendiri sebelum mendapat pembayaran dari pemerintah. Biaya tersebut mencakup pembelian bahan baku, operasional dapur, hingga distribusi makanan ke sekolah-sekolah atau institusi penerima manfaat.

Pemerintah menetapkan harga satu porsi makanan sebesar Rp10 ribu, dengan target produksi 3.000 hingga 3.500 porsi per hari. Ini berarti mitra MBG harus menyiapkan modal sekitar Rp40 juta per hari untuk produksi. Jika dihitung dalam satu bulan (26 hari kerja), dana yang dibutuhkan bisa mencapai Rp1,04 miliar.

“Itu baru biaya produksi harian, belum termasuk pengadaan alat masak, peralatan makan, serta kendaraan untuk pendistribusian makanan. Jika tidak memiliki modal besar, rasanya mustahil bagi UMKM kecil untuk bertahan,” jelas Hermawati.

Selain syarat ketat, pelaku UMKM juga mempertanyakan sistem pembayaran dalam program ini. Hingga saat ini, pemerintah belum memberikan kepastian apakah pembayaran akan dilakukan mingguan, bulanan, atau bahkan tiga bulan sekali.

“Jangan sampai mitra yang sudah keluar banyak uang justru kesulitan menerima pembayaran dari pemerintah. Tanpa kepastian jadwal pembayaran, banyak UMKM yang akhirnya memilih mundur dari program ini,” tambahnya.

Dari berbagai laporan, beberapa mitra MBG di beberapa daerah mengaku mengalami keterlambatan pembayaran. Akibatnya, mereka harus berutang untuk menutupi biaya operasional.

Hermawati juga mempertanyakan apakah pemerintah benar-benar memiliki anggaran yang cukup untuk membayar seluruh mitra MBG tepat waktu. Pasalnya, besarnya jumlah uang yang harus dikeluarkan membuat UMKM kecil tidak mampu bertahan lama jika pembayaran dari pemerintah terlambat.

“Jika pemerintah ingin melibatkan UMKM dalam program MBG, sebaiknya ada mekanisme dukungan keuangan yang lebih fleksibel. Misalnya, sistem pembayaran di muka atau skema subsidi yang lebih ringan,” katanya.

Karena berbagai kendala tersebut, banyak pelaku UMKM memilih mundur atau tidak mendaftar sama sekali sebagai mitra MBG. Mereka merasa program ini lebih menguntungkan usaha besar yang memiliki modal besar dibandingkan UMKM kecil yang masih berkembang.

Menurut catatan Akumandiri, sekitar 60% UMKM yang awalnya tertarik mengikuti program ini akhirnya mengundurkan diri setelah mengetahui persyaratan dan mekanisme keuangan yang harus dipenuhi.

“UMKM pada dasarnya ingin membantu program pemerintah, tetapi kalau persyaratannya terlalu berat, kami jadi sulit untuk berpartisipasi. Harus ada solusi konkret agar program ini bisa berjalan dengan baik tanpa membebani mitra,” tutup Hermawati.

Dengan berbagai tantangan yang ada, para pelaku UMKM berharap pemerintah dapat mengevaluasi kembali syarat dan sistem pembayaran MBG agar program ini benar-benar bermanfaat bagi masyarakat luas tanpa memberatkan mitra penyedia makanan.

Bantuan Pangan Kebijakan sosial Makan Bergizi Gratis Program MBG UMKM
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticlePrabowo Targetkan Pertumbuhan 8%, Sri Mulyani Beberkan Strategi
Next Article DeepSeek AI: Alternatif AI Murah dari Cina yang Saingi ChatGPT

Informasi lainnya

Insentif MBG: Jangan Alihkan Beban

2 November 2025

Gempa 6,1 Guncang Maluku Utara, Warga Sempat Panik tapi Tak Berpotensi Tsunami

2 November 2025

Guru Dapat Tanggung Jawab Baru dalam Program MBG Nasional

31 Oktober 2025

Mendagri Tegaskan Kepala Daerah Wajib Dukung Program Nasional

30 Oktober 2025

Wartawan Sambut Positif Dialog Terbuka Erick Thohir di Kemenpora

29 Oktober 2025

GOnews.id Raih Verifikasi Faktual, Kado di Hari Sumpah Pemuda

28 Oktober 2025
Paling Sering Dibaca

Hindari 5 Jenis Orang Ini Jika Ingin Sukses dalam Bisnis

Bisnis Assyifa

6 Alasan Mengapa Suami Harus Memeluk Istri Setiap Hari

Happy Alfi Salamah

Tegakkan Hukum, Bukan Cari Kambing Hitam

Editorial Udex Mundzir

Kalau Tidak Viral, Mana Mau Kalian Membantu?

Opini Udex Mundzir

Ai Sri Mulyani, Ketelitian yang Berbuah Terang

Profil Adit Musthofa
Berita Lainnya
Hukum
Alwi Ahmad20 September 2023

Antusias Siswa SMPN 3 Samarinda Ikuti Jaksa Masuk Sekolah

Fenomena Clipper, Profesi Baru yang Bikin Sarjana Geleng Kepala

Minat Masyarakat Positif, Okupansi Kereta Cepat Whoosh Stabil

KPK Cetak Quattrick di Riau, Empat Gubernur Tersandung Korupsi

PB XIII Hangabehi Wafat, Takhta Keraton Surakarta Tunggu Pewaris Resmi

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.