Kukar – “Data bukan sekadar angka, tetapi kunci intervensi yang tepat,” ujar Sekretaris Daerah Kutai Kartanegara (Kukar) H. Sunggono saat menyaksikan penandatanganan Berita Acara Serah Terima (BAST) data Keluarga Risiko Stunting (KRS) Tahun 2024 dari Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan berlangsung di Ruang Eksekutif Kantor Bupati Kukar, Tenggarong, Kamis (13/3/2025), turut didampingi Plt Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kukar Dafip Haryanto.
Penyerahan data ini merupakan bagian dari pemanfaatan data verval keluarga berisiko stunting yang akan digunakan oleh 12 perangkat daerah (OPD) di Kukar. OPD yang menerima data tersebut antara lain Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Dinas Kominfo, Dinas Ketahanan Pangan, hingga Bappeda.
Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim dr. Nurizky Permanajati menjelaskan bahwa data KRS ini diberikan sebagai acuan kerja bagi OPD dalam menjalankan program percepatan penurunan stunting sebagaimana amanat Perpres Nomor 72 Tahun 2021.
“Data ini kita serahkan agar dimanfaatkan sesuai kebutuhan instansi pengampu. Tujuannya jelas, agar intervensi stunting dilakukan berbasis data yang terverifikasi dan aktual,” ujarnya.
Sementara itu, Sekda Kukar H. Sunggono menegaskan bahwa penanganan stunting di Kukar telah dijalankan dengan kolaborasi yang baik antar OPD dan stakeholder. Namun, ia mengingatkan agar data KRS yang diterima tidak hanya menjadi dokumen formalitas, melainkan benar-benar dipelajari dan dianalisis secara mendalam.
“Jangan sampai program hanya dibuat berdasarkan kira-kira di atas kertas. Kalau datanya jelas dan parsial, maka intervensi tidak akan meleset,” tegasnya.
Ia menambahkan, pendekatan Pemkab Kukar tidak hanya fokus pada penyembuhan anak yang sudah stunting, tetapi lebih pada pencegahan penambahan kasus baru, yang disebut sebagai “New Zero Stunting”.
“Intervensi untuk anak stunting sudah kita jalankan dengan baik, melalui pendampingan dokter anak dan rumah sakit. Sekarang fokus kita mencegah lahirnya anak-anak stunting baru,” jelas Sunggono.
Melalui pemanfaatan data KRS secara maksimal oleh OPD pengampu, diharapkan program-program penanganan stunting di Kukar lebih tepat sasaran, efektif, dan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat dari tingkat keluarga.