Kairo – Presiden RI Prabowo Subianto menyerukan negara-negara anggota D-8 untuk memperkuat kerja sama di sektor ekonomi halal dan industri perikanan. Hal ini disampaikan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) D-8 yang berlangsung di Kairo, Mesir, pada Kamis (19/12/2024).
D-8 merupakan organisasi kerja sama ekonomi yang terdiri dari delapan negara berkembang: Indonesia, Mesir, Bangladesh, Malaysia, Nigeria, Turki, dan Pakistan. Dalam forum tersebut, Prabowo menyampaikan bahwa negara anggota D-8 memiliki peluang besar untuk memanfaatkan sumber daya kelautan yang melimpah dan jaringan ekonomi halal global.
“Kita harus menyederhanakan dan mengintegrasikan prosedur bea cukai, serta menerapkan perjanjian perdagangan preferensial secara efektif,” kata Prabowo. Langkah ini, menurutnya, akan memperkuat perdagangan antaranggota dan membuka potensi besar untuk menjadikan D-8 sebagai blok ekonomi yang kompetitif.
Prabowo juga menyoroti potensi laut negara anggota D-8, yang mencakup akses ke Samudera Atlantik, Laut Tengah, Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik. Sumber daya kelautan ini, katanya, dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan industri perikanan global yang bernilai sekitar USD 600 miliar.
“Ini adalah kolaborasi strategis. Negara-negara D-8 memiliki posisi unik untuk mengoptimalkan manfaat dari ekonomi biru,” tambahnya.
Dalam forum tersebut, Prabowo juga mengutip laporan PricewaterhouseCoopers yang memproyeksikan bahwa seluruh negara anggota D-8 akan masuk dalam 25 negara ekonomi terbesar dunia pada tahun 2050. Ia menegaskan, D-8 saat ini sudah menjadi blok ekonomi terbesar ketiga di dunia dengan PDB gabungan mencapai USD 4,81 triliun pada tahun 2023.
Diskusi ini menjadi momentum penting untuk mempererat kolaborasi antarnegara berkembang dan memanfaatkan potensi ekonomi halal dan kelautan secara maksimal.
