Jombang – Sebagai Wakil Ketua PCNU Jombang dari tahun 2017 hingga 2022, Amirul Arifin menunjukkan pandangan terkait ijtihad, keyakinan, dan perjuangan menghadapi perbedaan. Dalam wawancara eksklusif, ia berbicara tentang arti penting mengambil jalan kebenaran meskipun berisiko dan menghadapi tantangan.
Amirul Arifin mengungkapkan, “Ijtihad terhadap suatu kebenaran akan menghasilkan keyakinan. Keyakinan perlu diperjuangkan. Perjuangan mempunyai risiko.” Ia menegaskan bahwa perjuangan sejati tidak akan mengenal rasa risau, karena seorang pejuang sejati paham betul medan yang dihadapi dan resiko yang mungkin muncul di masa mendatang.
Salah satu poin penting yang disampaikan oleh Amirul Arifin adalah mengenai hasil ijtihad yang berbeda. Menurutnya, hasil ijtihad yang berbeda merupakan sebuah hazanah yang harus dihargai. “Pertentangan terhadap hasil ijtihad sahih akan diterima dan ditanggapi dengan ilmu,” katanya. Ia juga menekankan bahwa perbedaan pendapat tidak harus menjelma menjadi pertengkaran atau permusuhan, melainkan sebagai suatu hal yang wajar.
Namun, Amirul Arifin memperingatkan bahwa bagi mereka yang tidak siap mengambil jalan tersebut, bisa berakhir dengan frustasi atau bahkan menyalahkan orang lain. “Berjuang untuk memperjuangkan kebenaran memang memiliki resiko, baik itu kebencian, umpatan, atau cacian,” ungkapnya. Ia juga menyinggung tentang resiko yang lebih besar seperti kekerasan fisik dan mental, bahkan karakter asasination, yang bisa menghadang pejuang kebenaran.
Sebagai contoh nyata, Amirul Arifin mengacu pada kasus KH. Abdussalam Shohib atau Gus Salam Pengasuh PP. Mambaul Maarif Denanyar dan Wakil Ketua PWNU Jatim yang menghadapi konsekuensi dari sikapnya dalam upaya mengamalkan ijtihad yang diyakininya. Beliau harus menanggung resiko berupa pemberhentian dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur.
Amirul Arifin menjelaskan bahwa ridlo (ridha) terhadap ketentuan Allah SWT merupakan bagian dari akhlaq yang diperlukan dalam perjuangan ini. “Berjuang untuk iqomatul haq, merupakan upaya mengaktualisasikan perintah Allah SWT, ini juga merupakan akhlaq yang karim terhadap Allah SWT,” ujarnya.
Dalam pembicaraan akhir, Amirul Arifin mengingatkan bahwa ilmu dan kesabaran adalah kunci penting dalam menghadapi tantangan ijtihad dan perjuangan. “Yakinlah bahwa Allah SWT akan memudahkan jalan, jadi rileks saja. Tidak perlu terlalu emosional atau membawa emosi dan amarah, karena Allah SWT yang akan mengatur semuanya. Manusia hanya perlu menjalani dengan istiqomah,” tegasnya.
Melalui pandangan dan pengalaman Amirul Arifin, kita diingatkan akan pentingnya menghadapi perbedaan dengan bijaksana dan penuh keberanian. Ijtihad, keyakinan, dan perjuangan adalah bagian integral dari perjalanan menuju kebenaran, yang memerlukan ilmu, kesabaran, dan tawakkal kepada Allah SWT.